metropolis

Melihat Keunggulan Kampung Alpukat Kalimulya Depok (1) : Berdiri 2017, Gurihnya Alpukat Miki

Selasa, 13 Desember 2022 | 23:23 WIB
PEMBIBITAN : Pohon Alpukat guna penghijauan, Kampung berbudaya lingkungan di Kalimulya, Jalan Gg. H. Sarbinih RT1/1 Kelurahan Kalimulya, Cilodong, Kota Depok. Perawatan tanaman di kelola oleh Ketua Eco Village Kalimulya, Suhelmi, Selasa (13/12). WILDA APRIYANI/RADAR DEPOK

Untuk meningkatkan taraf hidup di tengah masyarakat kelompok tani Ecovilage. Masyarakat Kelurahan Kalimulya, melestarikan Pohon Alpukat, dengan memperbanyak bibit Alpukat Varietas Cipedak. 1.000 bibit pohon siap disebar ke berbagai wilayah.


Laporan : Wilda Apriyani


RADARDEPOK.COM, 20 menit berlalu, dua pria berkaos biru dengan balutan sarung itu, masih menata pot bunga di pekarangan seluas 2.000 meter tersebut. Lokasinya di Jalan Taman Pahlawan, Gang H Sarbinih, RT1/1, Kelurahan Kalimulya, Kecamatan Cilodong, Depok. Matahari pukul 10:00 WIB mulai menghangat.


Sejenak melepas lelah, keduanya lalu duduk di sebuah saung beralaskan keramik, sambil menikmati kopi. Ketua Ecovillage Kalimulya, Suhelmi, berbincang ringan dengan rekannya.


Sejak 2017, Suhelmi berkutat mengurus pembibitan di Kampung Alpukat Kalimulya. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Jawa Barat berinisiasi untuk membentuk kampung tersebut.


Tujuannya agar bertanggung jawab untuk memelihara kelestarian lingkungan serta konservasi alam. Sasarannya adalah daerah yang dialiri Sungai Ciliwung. Maka dari itu, muncul Ecovillaage di berbagai wilayah.


Kampung berbudaya lingkungan diantaranya tiga kegiatan. Antara lain, biopori, bank sampah, dan penghijauan. Kebetulan karena kami letaknya di tepi Sungai Ciliwung. Maka dicetuskanlah ecovillage,” ungkap Helmi, sapaannya, sembari meneguk nikmat kopi hitamnya.


Sebelum adanya ecovillage, sejak 2017 sudah terbentuk Kalimulya Kampung Alpukat. “Awalnya sudah berdiri, pembibitan dari kader PKK dan kebijakan kelurahan untuk warga yang ingin menikah, harus membawa satu pohon atau bibit untuk penghijauan. Lama kelamaan jadilah Kalimulya sebagai kampung alpukat,” ucapnya.


Budidaya Alpukat Varietas Cipedak (Miki) memiliki daya nilai yang tinggi. Mampu menambah pendapatan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.


Untuk penghijaun kami memilih tanaman Alpukat Miki. Kami mendirikan koperasi kecil untuk pendapatan warga, dari hasil panen pohon yang ditanam. Omsetnya, kami membeli dari petani Rp30 ribu per kilo. Sedangkan satu pohon bisa menghasilkan satu karung kurang lebih 30 Kg,” imbuhnya.


Kata dia, keunggulan alpukat Varietes cipedak, diantaranya adalah pohon yang tidak mudah terserang hama, selain itu ukuran buahnya bulat, dan lebih besar dari alpukat pada umumnya, serta memiliki kandungan lemak nabati yang lebih tinggi.


Bagian kulit alpukat terasa tipis, sehingga bisa dikupas hanya dengan tangan kosong. Tekstur daging lembut ketika dimakan. Kuningnya sangat terang, jelas, dan bersih. Rasa alpukat ini juga cenderung gurih dan legit,” tambahnya.


Program selanjutnya dalam jangka lima tahun, se-Kelurahan Kalimulya sudah dipenuhi Pohon Alpukat. Program ini juga akan memberikan dampak secara ekonomi bagi masyarakat, ketika alpukatnya sudah panen sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat.


Kami mengajak masyarakat untuk menanam. Masing-masing kelompok kami berikan untuk penghijauan. Sinergisitas dari semua stakeholder Kalimulya sangat penting guna menjaga, melestarikan, dan konservasi lingkungan,” ucap dia. (*)

Halaman:

Tags

Terkini