RADARDEPOK.COM, DEPOK – Periode 2022, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok mengumpulkan sebanyak 149 orang terlantar baik yang mempunyai keluarga maupun yang tidak mempunyai keluarga.
Orang terlantar memiliki dua golongan yang paling banyak datanya. Untuk golongan anak-anak berusia di bawah 17 tahun, terdapat 43 anak. Sedangkan golongan lanjut usia (lansia), berjumlah 106 orang.
Koordinator Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Lainnya, Dede Rasto mengatakan, golongan lansia rata-rata menjadi pengemis. Sementara golongan anak-anak menjadi pengamen yang seluruh tubuhnya diwarnai cat silver.
“Untuk anak-anak silver, kita carikan keluarganya. Pertama, dikasih pembinaan dan edukasi ke orang tuanya. Kedua, ke anaknya sendiri ditanya masih sekolah atau tidak. Kalau masih sekolah, kita koordinasikan dengan bagian lintas pendidikan,” kata Dede pada Radar Depok, (29/12).
Anak terlantar juga diberi pembinaan dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS). Mereka baik dari panti asuhan maupun di luar panti, yakni mencari dan menampung sendiri dari Dinsos, mengarahkan 25 anak dengan mengundang satuan pendidikan terkait.
Bagi golongan lansia, diasesmen, koordinasi dengan balai sesuai umur dan jenis kelaminnya. Jenis kelamin perempuan, khusus bisa ditampung di Garut, Sukabuni, dan Karawang.
“Depok belum punya tempat khusus penampungan gelandangan tapi punya rumah singgah atau rumah penyuluhan sosial sementara. Penampungan tersebut bisa ditinggali paling lama lima hari,” ungkapnya.
Sedangkan orang terlantar dewasa, kebanyakan terlantar dikarenakan kehilangan uang atau ponselnya. Dede menyebutkan, jenis orang terlantar seperti ini dikarenakan mencari pekerjaan di Depok lewat sosial media (sosmed).
“Janjian ketemu di terminal. Datang ke sini dengan ongkos yang secukupnya. Tahu-tahu dia kena tipu. Modusnya solat secara bergantian. Saat korban solat, pelaku beraksi dengan mengambil tas korban. Jadinya orang terlantar,” terangnya.
Dengan begitu, orang yang terlantar tersebut akan diperiksa. Jika memiliki keluarga, akan dipulangkan dan diberi uang tranportasi. Sementara orang yang tinggal di luar Pulau Jawa, akan di estafet melalui Dinsos Jakarta. (mg5)
Jurnalis : Audie Salsabila
Editor : Junior Williandro