metropolis

Siswa di Depok Dilarang Bawa Lato-Lato ke Sekolah

Jumat, 6 Januari 2023 | 00:26 WIB
VIRAL : Seorang anak ketika memainkan lato-lato yang kembali viral belakangan ini. HERDYAN ANUGERAH/RADAR DEPOK

RADARDEPOK.COM, DEPOK - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok berencana melarang pelajar untuk membawa mainan lato-lato ke dalam area sekolah. Mengingat, mainan itu dapat menimbulkan bunyi yang dapat mengganggu ketenangan kegiatan belajar mengajar.


Kepala Bidang (Kabid) Sekolah Dasar (SD) pada Disdik Kota Depok, Wawang Buang mengungkapkan, pihaknya akan mengambil kebijakan itu demi kenyamanan dan keamanan pelajar.


"Intinya permainan itu jika dimainkan jam belajar tentu akan mengganggu kenyamanan saat belajar. Tentunya, bunyi-bunyian itu akan sangat menganggu," kata dia kepada Radar Depok, Kamis (5/1).


Namun, pihaknya akan melakukan pemantauan terlebih dulu sebelum melakukan pelarangan. Sehingga, efektifitas pelarangan dapat berjalan dengan baik.


"Kita akan melihat terlebih dulu seperti apa ketika siswa sudah masuk sekolah," ujar Awang, sapaannya.


Jika mengganggu, tegas dia, disdik akan mengeluarkan surat edaran yang berbunyi tentang pelarangan mainan tersebut dibawa ke dalam area sekolah.


"Kalau ternyata mengganggu jam belajar, maka akan kami keluarkan surat edaran atau himbauan kepada sekolah-sekolah agar siswa tidak membawa mainan tersebut ke dalam area sekolah," terang Awang.


Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati menilai, Disdik Kota Depok tidak perlu melakukan pelarangan tersebut. Namun, perlu diberlakukan aturan agar mainan itu tidak dipakai saat jam belajar.


"Tidak usah dilarang , tinggal diatur saja," tegas dia.


Menurut Devie, hadirnya permainan latto-latto dapat dipandang sebagai fenomena yang positif. Sebab, mainan dua bola keras itu dapat mengalihkan ketertarikan anak pada gadget.


"Ini kan juga sebagai bentuk pengalihan yang menarik. Dari yang biasanya anak main gadget sekarang beralih pada permainan tradisional lato-lato," terangnya.


Kehadiran lato-lato, kata dia, menjadi alternatif dalam komunikasi dan interaksi yang dibangun anak secara langsung.


"Karena dalam bermain latto-latto ini, anak akan secara langsung berinteraksi dengan temannya secara langsung, sehingga dapat menjadi manusia yang seutuhnya," terang Devie.


Keunggulannya, beber Devie, anak dapat terhindar dari konten negatif yang mudah ditemui ketika memainkan gadget. Misalnya, konten pornografi yang terbilang mudah untuk diakses menggunakan gadget.

Halaman:

Tags

Terkini