Senin, 22 Desember 2025

Dibebaskan 1984, Dulu Jadi Tempat Kumpul Anak-anak

- Jumat, 10 Februari 2017 | 09:35 WIB
  MENGUNUNG : Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung terlihat sampah seperti gunung. Foto: Irwan/Radar Depok TEMPAT Pembungan Akhir (TPA) Cipayung tempat sampah warga Kota Depok yang memiliki luas 11 hektar. Siapa sangka sebelum jadi pembuangan akhir, lokasi ini merupakan gunungan kapur dan tempat perkemahan. Laporan : MUHAMMAD IRWAN SUPRIYADI, Radar Depok TEPATNYA berada di RW7 Kelurahan/ Kecamatan Cipayung. Saat ini memang kondisi tumpukan sampah ketinggiannya mencapai 20 meter, tergabung kolam A dan B di TPA Ciayung. Empat ekskapator diatas tumpukan sampah sibuk merapihkan sampah yang baru saja datang, lalu diangkut truk dan gerobak motor dari berbagai wilayah di kota ini. Memang aktifitas di wilayah tersebut aktif. Bahkan, suasana udara pagi itu tidak sesegar di tempat lain. Maklum banyak sisa makanan dan barang tidak terpakai milik warga Depok yang dibuang disana. Pengawas lapangan TPA Cipayung, Ganin sibuk melihat puluhan orang yang sedang mencari barang layak pakai.  Pria berusia 57 tahun ini merupakan salah satu orang yang tahu asal dan usul TPA Cipayung. Disaksikan hujan turun deras dia mengatakan, dulu lahan TPA Cipayung yang letaknya berada di Kapung BUlak Barat adalah sebuah ladang gunungan batu kapur. Bahkan, tempat ini dijadikan tempat kemping anak-anak sekolah dari berbagai daerah. “Sejak tahun 1980 kebawah, di sini dijadikan kumpul anak sekolah kegiatan, seperti kemping,” kata Ganin. Mantan Ketua RW7 Cipayung ini melanjutkan, menjelang tahun 1984 posisi Kota Depok waktu itu masuk Kabupaten Bogor, kemudian lahan ini sudah dibebaskan. Dari awal memang pembebasan untuk dijadikan tempat pembuangan sampah. Awalnya kata dia, pembebasan lahan sekitar 4.000 meter. Semakin tahun bertambah pembebasan lahanya. Di 1986 lahan 2.000 meter dibebaskan. Sampai 11 hektar. Pria yang terlibat dalam pembebasan itu, mengungkapkan  pertama dibuka TPA ini banyak warga yang tidak setuju. Namun, karena pendekatan dengan warga secara intensif dan memberikan pemahaman tentang TPA kedepan. “Sudah terbukti yaitu soal perekonomian masyarakat di Bulak Barat, banyak yang bekerja sebagai supir, pesapon, dan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di tumpukan sampah,” kata dia. Kantor Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) TPA Cipayung awalnya SDN 03 Cipayung. Karena kondisinya dikhawatirkan menganggu aktifitas belajar dan mengajar, akhirnya dipindahkan. “Takut tergangu, Pemkot memindahkan tidak jauh dari TPA,” katanya. (bersambung)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X