Senin, 22 Desember 2025

Meneruskan Sang Kakak, Dulu 2 Jam Selesai

- Sabtu, 18 Februari 2017 | 09:05 WIB
  HASIL : Tihani saat menunjukkan hasil karyanya berupa keset dari bahan kain bekas. Foto: Ade/Radar Depok Indikator pembangunan suatu wilayah salah satunya dengan meningkatkan Indeks Pertumbuhan Manusia (IPM). Hal itu diungkapkan oleh Lurah Cipayung, Herman. Naha di Cipayung sedang mengedepankan ekonomi kreatif masyarakat, salah satunya usaha yang digeluti  Tihani. Laporan : ADE RIDWAN YANDWIPUTRA, Radar Depok Dengan bermodal nekat tanpa melalui kursus-kursus, rupanya Tihani memulai usaha rumahnya. Tihani mengaku, hanya melihat sang kakak yang juga berprofesi sebagai pembuat keset akhirnya mengikutinya. “Dulu saat kakak saya sedang membuat keset, saya perhatikan dan mencoba untuk menirukannya hingga sekarang,” kata Tihani. Kini kelihaian jemari Tihani dalam menenun untaian kain bekas menjadi sebuah keset semakin mahir. Satu keset berukuran 50x30cm dapat ia selesaikan dalam waktu 1-2 jam. “Soalnya satu keset membutuhkan kurang lebih 50 helai kain bekas,” kata Tihani. Dahulu Tihani dapat dapat menyelesaikan 20 pesanan dalam waktu tiga hari. Namun, Seiring dengan usianya yang sudah memasuki renta, kini tihani hanya dapat menyelesaikan 3 sampai 4 keset perharinya. “Selain itu juga, aktifitas sehari hari seperti pengajian, dan majelis taklim menjadi alasannya,” lanjut Tihani sembari menyelesaikan satu buah keset. Sebelumnya, lanjut Tihani, dikampungnya yakni RT6/6, Cipayung terkenal dengan pembuat keset kain bekas, salah satunya kakaknya almarhum Gopat. “Hingga kini pun masih, disini ada sekitar sembilan orang pembuat keset dari kain bekas, termasuk saya,” kata Tihani. Meskipun dia mewariskan sang kakak dan juga sebagai warisan budaya, namun dia tidak mewariskan hal ini kepada anak anaknya. “Saya tidak bisa memaksakan anak-anak, jika mau belajar ya silahkan tidak ya nggak apa apa,” kata Tihani. Sementara itu, sebagai cara untuk mempertahankan wirausahawan di wilayah Cipayung seperti Tihani, Lurah Cipayung, Herman  berinisiatif untuk membuat kelompok kelompok usaha. “Kelompok tersebut dibentuk melihat kebutuhan dari masyarakat Cipayung yang rata-rata berprofesi sebagai wirausaha,” ungkapnya. Namun, lanjut Herman, kelompok tersebut memanglah baru dibentuknya dua bulan lalu, sehingga masih banyak membutuhkan diskusi dan sosialisasi kepada dinas terkait di kota Depok. “Saya baru akan menyosialisasikan hal ini awal tahun agar minimal para wirausaha disini dapat berkembang dan masyarakat cipayung dapat berkembang,” tutupnya.(bersambung)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X