Minggu, 21 Desember 2025

Pilih Tiarap Empat Jam Daripada Duduk 

- Sabtu, 15 Juli 2017 | 09:55 WIB
MEMBUAHKAN HASIL : AKP Rosana Labobar menunjukkan hasil tangkapannya saat membongkar jaringan narkoba Internasional di Pantai Mandalika Anyer, Banten. Foto: Dokumen Polresta Depok Beberapa hari ini Satgas Merah Putih bentukan Polri jadi buah bibir khalayak luas. Satu ton sabu jaringan narkoba International berhasil dibongkar, di Pantai Mandalika Anyer, Banten. Jika dilihat secara seksama dari puluhan anggota, ada seorang perempuan perwira ikut mempertaruhkan nyawanya. Laporan : Fahmi Akbar /Radar Depok Beres Salat Jumat kemarin, sejumlah ahli tulis berkumpul diruangan 4x7 meter di Polresta Depok. Mimik wajah Ajun Komisaris Polisi (AKP) Rosana Labobar, begitu semringah tanpa batas diruangan miliknya yang bersebalahan dengan Unit Narkoba. Perempuan yang menjabat Wakasat Narkoba Polresta Depok ini, mulai buka sedikit cerita saat mengintai membongkar jaringan narkoba Internasional. Saat itu, Ocha -sapaan akrabnya- satu-satunya polisi perempuan. Dan lebih gilanya lagi, perempuan yang kemarin menggunakan seragam kebesarannya berkelir hitam berada digaris terdepan, dengan jarak hanya sekitar 30 meter dari kawanan pelaku. Selasa 6 Juni, awal mulai Ocha mengikuti pelaku setibanya di Bandara Soekarno Hatta. Para pelaku ini bukanlah pemain narkoba amatir, mereka adalah residivis asal Taiwan yang dipastikan kerap melakukan transaksi dalam jumlah besar. Selama pengintaiannya belum ada transaksi. Hanya saja, mesti fokus tidak boleh lengah. Sampai-sampai, kata ibu anak satu ini mesti merelakan waktu bersama keluarga. “Saya dan tim berminggu-minggu mengintai karena informasi yang kami terima tentang mereka sangat sedikit,” kata perempuan berkacamata ini. Pengintaian selama hampir dua bulan membuahkan titik terang. Sehari sebelum penangkapan, Selasa 11 Juli siang, pelaku bergerak ke Anyer. Kemudian diikutin dan mereka bermalam disana. Nah, pelaku ke lokasi Pantai Mandalika dari pukul 23:00 WIB hingga 05:00 WIB pagi. “Saya posisinya sudah dibagi. Kebetulan malam pertama di Mandalika saya hanya berdua dengan anggota saya. Pas banget dapat mobil, akhirnya mulailah merayap-rayap masuk ke semak-semak,” jelas perempuan kelahiran 19 Oktober 1986 ini. Selama posisi tiarap, Ocha yakin belum terjadi transaksi apapun. Itu lantaran sejumlah pelaku marah-marah dengan menggunakan bahasa mandarin. “Kemudian mereka kembali ke hotel. Jadi kami bisa sedikit isttirahat sambil tetap mengawasi peregerakan mereka,” katanya. Puncaknya, sambung Ocha, terjadi pada malam berikutnya yakni Rabu 12 Juli 2017. Saat itu, Ocha dan masing-masing anggota sudah bergerak pada posisi penyergapan. Sama seperti malam sebelumnya, Ocha pun kembali memilih semak-semak sebagai tempat pengintaian dengan posisi tiarap selama lebih dari empat jam. “Saat penangkapan bulan purnama terang. Saya enggak bisa duduk, saya hanya tiarap karena pasti terlihat kalau saya duduk, kondisinya terang bulan. Jarak saya dengan pelaku juga hanya 30 meter. Saya paling depan dan sendiri saat itu,” tuturnya. Selama mengintai gerak-gerik para pelaku, dia mengandalkan teropong yang biasa melihat di kegelapan. Setelah menunggu lebih dari empat jam, mereka akhirnya main kode lampu mobil ke arah pantai. Dari kejauhan ada kapal kecil datang. “Perahu kecilnya seperti sampan, tapi ada mesinnya dibelakang,” ingat Ocha. Tak lama, bunyi kapal ketika lampu mobil menyala sebagai kode. Pas kelap-kelip lampu ada yang lari. Lantas Ocha parno aksinya akan terbongkar. ”Saya nunduk aja. Itukan bibir pantai curam ke bawah. Pada saat mereka teriak pakai bahasa Cina kapalnya pergi baru saya angkat kepala, saya lapor ke pimpinan,” bebernya. Aksi Ocha akhirnya diketahui, Akpol jebolan 2007 itu nyaris dihantam pelaku yang berupaya menabraknya dengan mobil. “Untungnya saya tertolong karena lari ke pohon, saat itu kondisi sudah kacau, semua senjata dikeluarkan,” ujarnya. Perjuangan ibu yang tak bertemu anaknya selama enam bulan ini  membuahkan hasil. Satu dari empat pelaku tewas dilokasi kejadian sementara tiga lainnya berhasil diringkus dengan kondisi selamat. Selain membekuk kawanan mafia Internasional, dalam operasi ini punggawa Tri Brata itu juga berhasil menemukan sabu sebanyak satu ton.(*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X