TIDAK TERPENGARUH : Salah seorang pedagang beras Pasar Agung, tengah melayani pembeli, kemarin. Foto : Dicky/Radar Depok
RADAR DEPOK.COM- Pasca penangkapan gudang beras yang melakukan aksi curang, dengan mengoplos beras kualitas bagus, dengan beras kualitas rendah di Bekasi. Tidak terpengaruh terhadap penjualan di Kota Depok. Penjual optimis beras oplosan tersebut tidak sampai di Depok.
Pemilik toko beras Pusaka Rama di Pasar Agung, Hj Kusmiati mengatakan, adanya pembongkaran gudang pengoplosan beras di wilayah Bekasi tidak memengaruhi penjualan beras di toko miliknya. Dia sempat mengetahui akan ada berita tersebut melalui media sosial dan pemberitaan di televisi. Walaupun beras oplosan tersebut beredar di Jabodetabek termasuk Depok, dia tidak mencemaskan hal tersebut.
"Beras oplosan tidak berpengaruh terhadap penjualan toko kami, dan penjualan tetap normal," ujar Eneng kepada Radar Depok, kemarin.
Eneng mengungkapkan, dalam menjual beras kepada pembeli maupun langganannya, dia menerapkan sistem kepercayaan dan kejujuran. Saat pembeli menanyakan kualitas beras, dia akan menerangkan beras yang berkualitas baik atau pulen maupun beras berkatagori pera. Hal itu diutamakan guna pembeli dan masyarakat tidak dirugikan atau tertipu.
Selain itu, untuk harga beras masih terbilang normal mulai dari harga Rp8.200 hingga Rp9.000 per liter. Untuk ketersediaan beras di toko miliknya, Eneng membeli beras dari sejumlah agen beras di Kota Depok dan Pasar Induk Cipinang. Dengan memiliki langganan tetap, dia percaya beras yang dia dapatkan terhindar dari beras oplosan. "Kami berharap di Kota Depok tidak ada beras oplosan sehingga tidak meresahkan penjual dan pembeli," terang Eneng.
Salah seorang pembeli beras di Pasar Kemirimuka, Akhyati menuturkan, sempat mengkhawatirkan adanya pembongkaran beras oplosan masuk ke wilayah Kota Depok, karena dari pemberitaan beras tersebut juga beredar ke wilayah Depok. Guna menghindari beras oplosan, dia mensiasati membeli beras untuk sementara waktu tidak membeli dalam ukuran karung, namun dalam sistem liter.
Akhyati menilai, dengan membeli beras secara ngeteng atau literan, dia dapat melihat kualitas beras antara beras kualitas baik dengan beras kualitas kurang baik. Hal itu dapat dilihat dalam bentuk fisik beras yang dijual pedagang. Dia mengakui, walau harus merogoh kocek lebih dalam, namun tidak memengaruhinya dalam memenuhi kebutuhan keluarga.
"Memang kalau di perhitungkan ada pengeluaran lebih untuk membeli beras," tutup Akhyati. (dic)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB