Senin, 22 Desember 2025

Hilangkan Stigma dan Diskriminasi Terhadap HIV-AIDS

- Selasa, 15 Agustus 2017 | 09:03 WIB
  AKTIF : Anggota WPA sedang fotobersama usai kegiatan sosialisasi di Kecamatan Pancoranmas. Foto : Ricky/Radar Depok

Pemerintah melalui komisi penanggulangan AIDS (KPA) tidak bisa berjalan sendiri untuk membendung dan mencegah penularan Virus HIV/AIDS. Sehingga, di 2013 Kota Depok membentuk Warga Peduli Aids (WPA) untuk membantu sosialisasi serta penanganan di lingkungan.

Laporan : Ricky Juliansyah/Radar Depok

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel darah putih manusia, bagian terpenting dalam sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini hidup di dalam darah penderita HIV. Virus ini juga tidak memandang usia, warna kulit, orientasi seksual, agama maupum faktor pembeda lainnya.

Aquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit syndrome akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia. Atau suatu kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang merusak sel-sel kekebalan tubuh manusia.

AIDS dapat terjadi jika virus HIV tidak segara dilumpuhkan. Maka itu, penting untuk mencari tahu asal usul virus HIV karena dari sinilah semuanya terjadi.

Pandemik virus HIV masih jadi perdebatan sampai sekarang. Guna menguak misteri tentang virus yang telah merenggut nyawa lebih dari 75 juta orang di dunia, dibentuklah tim internasional untuk merekonstruksi genetika HIV.

Sejak kasus HIV pertama kali ditemukan pada 1981, tim tersebut langsung mencari tahu dimana nenek moyang umat manusia berasal. Pencarian bertahun-tahun pun dilakukan. Dimulai dari Afrika, negara yang punya sejarah panjang terhadap virus ini.

Di Indonesia, khususnya di Kota Depok pun tidak dapat dipungkiri ada beberapa warganya yang menjadi Orang Dengan HIV AIDS (ODHA). Sekali saja HIV hidup dalam tubuh, itu artinya sudah terinfeksi virus ini. Dan sejauh ini belum ada obat untuk memusnahkan virus HIV ini, hanya saja masih banyak upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari virus HIV.

Karenannya, di tahun 2013 Komisi Penanggulangan AID (KPA) Kota Depok membentuk Warga Peduli Aids (WPA) untuk membantu penanggulangan di tingkat masyarakat.

Salah satu aktivis HIV/AIDS asal Depok, Dani Satiri mengatakan, penanganan HIV/AIDS perlu dukungan dari seluruh elemen masyarakat yang peduli dan concern terhadap virus tersebut.

"WPA dibentuk KPA Kota Depok, karena terkait isu HIV-AIDS yang harus diselesaikan oleh seluruh kalangan masyarakat," kata Dani di warung bekas gusuran Terminal Depok, yang tidak kunjung dibangun.

Pria yang akrab dengan ikat kepala batik ini melanjutkan, tujuan awal pembentukan WPA adalah agar pemberian informasi ke masyarakat umum terkait HIV-AIDS sampai keseluruh lapisan masyarakat. Sehingga masyarakat bisa memahami HIV AIDS dan hilangnya stigma dan diskriminasi terhadap HIV-AIDS.

Kemudian, masyarakat juga bisa tahu bagaimana layanan di kota Depok yang bisa mereka manfaatkan untuk periksa HIV, mendapatkan obatnya dan pencegahannya. "HIV/AIDS sudah menjadi tugas seluruh masyarakat dalam penanggulangannya," terang Dani.

Di obrolan pun terhenti, lantaran kopi hitam yang dipesan bang Dani dan awak Radar Depok sudah diantar pemilik warung.

Setelah mengucapkan terima kasih atas antaran spesial tersebut, Dani melanjutkan, untuk WPA di Kota Depok, dibentuk sampai tingkat kecamatan. Namun, jika ada WPA yang membentuk sampai ke tingkat kelurahan atau RT/RW dipersilahkan. "Makin banyak yang peduli terhadap HIV-AIDS itu makin bagus," terang Dani.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X