Minggu, 21 Desember 2025

Walikota : SSA Bisa Dibatalkan

- Selasa, 22 Agustus 2017 | 09:02 WIB
PENAMBAHAN JALUR SSA : Sejumlah kendaraan sedang melintas di jalur uji coba Sistem Satu Arah (SSA) di Jalan Arif Rahman Hakim. Jalur tersebut diberlakukan dari pukul 15.00 – 22.00 WIB. Foto : Ahmad Fachry/Radar Depok

RADAR DEPOK – Pengendara, pedagang dan orang tua yang sering melintasi Sistem Satu Arah (SSA), mesti tahu ini. Kemarin, orang nomor satu di Kota Depok pastikan jika SSA tidak maksimal bisa dihilangkan.

Usai melaksanakan apel pagi, Walikota Depok, Mohammad Idris mengatakan, pemberlakuan SSA terus dilakukan Pemkot Depok yang telah berlangsung selama tiga minggu. Dalam pelaksanaannya, SSA telah diserahkan dan dikaji kepada pihak yang berkompeten dalam mekanismenya. “Penerapan SSA kami serahkan kepada Dishub, Satlantas, dan Pol PP,” ujar Idris kepada Radar Depok, kemarin.

Idris menjelaskan, telah menerima masukan, pengaduan organisasi hingga pengaduan secara pribadi, yang merasa dirugikan. Dalam memecahkan persoalan bangsa maupun kota dalam konteks pelaksanaannya bukan dilakukan orang perorang. Namun, harus dilakukan secara bersama, demi kemaslahatan bersama. Apabila penerapan SSA tidak memberikan manfaat untuk kepentingan bersama, bukan tidak mungkin akan dihilangkan.

Idris mengungkapkan, sebelum melaksanakan penerapan SSA, Pemkot Depok telah berupaya mendorong pemerintah provinsi maupun pusat, guna melakukan pembangunan, seperti pelebaran jalan dalam mengatasi meningkatnya volume kendaraan.

Tidak hanya itu, setiap melakukan evaluasi ada beberapa masukan mulai dari pelebaran jalan hingga rekayasa lalu lintas telah menjadi masukannya. “Perlu ada kegiatan tahun depan yang lebih efektif dan baik yang telah kami rangkum semua,” terang Idris.

Sementara itu, Akun Facebook Rahadian Tiun menulis neraka itu bernama Jalan Nusantara Raya. Dalam akunya disebutkan, itulah kata pertama yang terucap, saat dia menyaksikan bagaimana anak-anak sekolah yang hendak menyebrang jalan menuju sekolah. Mereka harus menunggu sampai sekitar sepuluh menit hanya untuk bisa mencapai sekolah mereka. Kendaraan saling berpacu tidak memberi jalan bagi para pejalan kaki dan penyebrang jalan. dan tidak terlihat satu petugaspun membantu mengingatkan para pengendara untuk tidak memacu kendaraannya.

Tak hanya itu, bagi orangtua murid yang bertempat tinggal di wilayah Beji dan sekitar Jalan Wijayakusuma, Jalan teratai dan Jalan Anyelir pun harus berjibaku kembali ke rumah mereka. sebab harus berputar jauh untuk kembali, itupun setelah susah payah menyebrang jalan juga untuk menuju ke Jalan Irian atau Jalan Mangga Raya. Sedang di dalam Perumnas Depok 1, sebagian besar jalan diportal warga demi menghindari derasnya kendaraan yang masuk wilayah pemukiman dan membahayakan warga. Jalan Nusantara Raya menjelma bagai sebuah sirkuit amatir nirfaedah.

Hal ini tentu saja menjadikan Pemkot Depok sudah melupakan  jargon "Ramah Anak", yang digembar-gemborkan. “Bagaimana Pemkot bisa mewujudkan Visi "Ramah Anak", jika memberi keamanan dan kenyamanan bagi anak-anak saja tidak bisa,” tulis nya.(dic)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X