ADE/RADAR DEPOK
CERIA : Keceriaan puluhan anak anak yang belajar di Kampung Inggris Sawangan (KIS).
Warga Depok kini tak perlu lagi jauh-jauh lagi ke Kampung Inggris Pare, Kediri, Jawa Timur, jika hanya ingin belajar bahasa Inggris. Di Kota Depok saat ini juga sudah ada Kampung Inggris Sawangan (KIS) yang model pembelajarannya tidak kalah hebat dari Kampung Inggris di daerah-daerah lain. Siapakah nama dibalik berdirinya KIS?
LAPORAN : ADE RIDWAN YANDWIPUTRA
Siapa sangka, pemilik Kampung Inggris Sawangan (KIS) merupakan seorang pemuda. Pria 39 tahun yang diketahui bernama Nuryadin merupakan nama dibalik kampung yang memberikan manfaat bagi masyarakat Kota Depok khususnya bagi masyarakat yang hendak mempelajari bahasa inggris.
Nuryadin merupakan lulusan Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta tahun 2004. Dan pernah menjadi guru di salah satu Sekolah Negeri di Jakarta, hingga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.
“Saya sudah tersertifikasi, namun memutuskan untuk terjun ke masyarakat berhenti meninggalkan rutinitas sebagai guru,” kata Nur menceritakan kisahnya.
Keputusan yang sangat beresiko diambil olehnya untuk mendirikan Kampung Inggris Sawangan, sudah ia pikirkan bulat bulat dengan alasan ingin bermanfaat bagi masyarakat luas mengingat dirinya merupakan seorang lulusan dari perguruan tinggi. “Perguruan tinggi dibuat untuk menciptakan masyarakat yang mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat,” jelas Nur.
Menurutnya, kompetensi berbahasa Inggris bisanya diperoleh hanya bagi orang yang memiliki kelebihan uang. Namun, bagi kaum dhuafa, yatim dan sebagainya, hal tersebut menjadi nomor dua padahal belajar bahasa internasional sangat penting mengingat saat ini sedang terjadi persaingan global.
“Sepertinya sudah saatnya kita berbagi keilmuan dengan mereka. Tanpa harus terkendala finansial, kalo bukan kita siapa lagi yang bisa berbagi,” lanjut Nur.
Nur mengatakan, selain itu alasan tersebut, sifat balas dendam terhadap masa lalunya yang hanya iri saat melihat kawan-kawannya bisa ikut kursus bahasa inggris, namun dirinya tidak bisa karena terpentok oleh biaya. “Kami hanya ingin berbagi, semoga tidak terjadi seperti masa saya dulu,” pungkas Nur. (bersambung)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB