Minggu, 21 Desember 2025

Topeng Jokowi Wara-wiri di UI

- Sabtu, 3 Februari 2018 | 09:59 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
AKSI TOPENG JOKOWI : Sejumlah pegiat sejarah menggunakan topeng Presiden Jokowi Dodo dalam aksi selamatkan Rumah Cimanggis di Universitas Indonesia, kemarin. DEPOK–Setelah menjalankan dua aksi sebelumnya, #SelamatkanRumahCimanggis 1 dan 2, Komunitas Sejarah Depok (KSD) kembali unjuk gigi bukti keseriusannya demi Rumah CImanggis, Jumat (2/2). Kali ini KSD langsung aksi dihadapan orang nomor satu di Indonesia Presiden Joko Widodo (Jokowi), saat melakukan lawatan ke Kota Depok. Aksi yang melibatkan sejarahwan dan beberapa tokoh pegiat sejarah di Kota Depok tersebut, dilakukan dengan mengenakan topeng Jokowi dan berkeliling di sekitar kampus dengan membawa selebaran yang bertemakan selamatkan Rumah Cimanggis. Dalam aksinya itu, para aktivis berharap agar Presiden memberikan perhatian terhadap Rumah Cimanggis, yang terancam akibat mega proyek pembangunan kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII). Salah satu peserta aksi, sejarawan JJ Rizal mengatakan, aksi KSD kali ini langsung menyasar kepada pemerintah pusat. Presiden harus diingatkan bahwa aset sejarah nasional yang berharga saat ini terancam keberadaannya. "Kami ingin ingatkan janji yang tertuang di butir ke delapan Nawacita, agar pemerintah konsisten dan mau menghargai dan tidak melupakan bukti sejarah," katanya kepada Harian Radar Depok, kemarin. Berniat menghadang Presiden untuk menyampaikan aspirasi, namun pupus karena pengawalan begitu ketat, Aksi teatrikal hanya  dilakukan di sekitar Jembatan Teknik-Sastra, UI, Depok. Dalam aksi tersebut, lanjut Rizal, para pegiat sejarah yang tergabung dalam Komunitas Sejarah Depok, mendesak pemerintah turun tangan terkait nasib Rumah Cimanggis. “Kami juga meminta pemerintah menjadikan rumah Cimanggis sebagai museum pertama di Depok,” kata Rizal. Rizal berharap, aksi yang mereka gelar bisa tersebar secara berantai di media sosial. Dengan begitu masyarakat jadi mengetahui informasi yang benar soal rumah Cimanggis. "Harapan kami dengan aksi ini, Jokowi menjadi ngeh ada masalah dengan rumah Cimanggis,” ucapnya. Ahli Cagar Budaya yang turut dalam aksi, Bambang Eryudhawan menyebut, persoalan Rumah Cimanggis dapat dijadikan, sebagai puncak gunung es dari persoalan abainya pemerintah terhadap situs-situs sejarah di antero tanah air Indonesia. Selain Rumah Cimanggis sudah banyak aset sejarah yang hilang antaralain, hilangnya aset sejarah telah terjadi di Pasar Cinde yang dirobohkan di Palembang, perobohan Bastion Zeeburg di kawasan Pasar Ikan Jakarta, serta terancamnya situs sejarah Singasari di Malang Jawa Timur oleh proyek infrastruktur raksasa pemerintah dan swasta. ‎ “Yang terakhir itu menjelaskan bahwa bukan hanya situs sejarah warisan kolonial yang menjadi korban nafsu membangun tanpa wawasan sejarah, tetapi juga situs sejarah warisan pra kolonial,” tegasnya. Ironisnya, pemerintah yang seharusnya menjadi teladan menjalankan amanah UU Cagar Budaya No. 11 Tahun 2010 justru abai. Pemerintah tidak memenuhi amanah di dalam UU Cagar Budaya tersebut. Untuk melestarikan cagar budaya, negara bertanggung jawab dalam pengaturan pelindungan, pengembangan, dan pemanfaatan cagar budaya” katanya "Semoga dari aksi bertopeng ini, Pak Jokowi dapat memenuhi permohonan kami agar menanggapi yang sudah kami sebut di petisi Selamatkan Situs Sejarah Rumah Cimanggis Depok Abad 18," tuturnya. (ade)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X