Senin, 22 Desember 2025

Alat Pahat Seolah Diangkat Tidak Bisa Mengukir Granit

- Sabtu, 10 Februari 2018 | 11:20 WIB
ACHMAD FAHRY/Radar Depok
TAAT: Setelah sering mendapat pengalaman mistis, dan selalu denmgan berhubungan dengan orang meninggal kini Ame/Kurniawan lebih mengingat kematian.

Bekerja dengan selalu mengurusi keperluan orang meninggal, membuat diri selalu ingat akan kematian. Sehingga semakin membuat diri untuk lebih dekat dengan Tuhan. Selain itu, tak jarang Ame kerap mendapat gangguan gaib saat membuat batu nisan.

Laporan: Rubiakto

Berprofesi sebagai pembuat batu nisan tentu banyak pengalaman yang didapat Kurniawan, mulai dari pengalaman menyenangkan hingga pengalaman menyeramkan. Namun, itu semua dijadikan pelajaran bagi Kurniawan untuk tetap mendekatkan diri dengan Tuhan. Setiap melakukan pekerjaan terlebih saat mengerjakan pembuatan batu nisan, ada saja yang menjadi pengalaman menarik bagi dirinya. Dia juga mengaku, sempat mendapat pengalaman mistik saat mebuat batu nisan. “Ada saja hal mistik yang saya dapatkan, dan itu terjadi beberapa kali,” kata ayah satu orang anak ini. Seperti saat mengerjakan batu nisan di kiosnya, karena memiliki pesanan banyak, sehingga dirinya memutuskan lembur untuk mengerjakan batu nisan hingga larut malam. Saat istirahat sekitar pukul 01.00, tiba-tiba Ame mendengar suara orang sedang memahat. “Pernah suatu ketika saat saya lembur, ketika sedang istirahat dan mematikan lampu untuk tidur, saya mendengar seperti ada orang yang sedang memahat, ‘tik tik tik’,” kata Kurniawan mencontohkan suara yang dia dengar. Namun, saat mencari suara tersebut, dirinya tidak menemukan sumber suara tersebut, namun saat kembali mematikan lampu suara itu datang lagi. “Saya cari-cari sumber suara itu tidak ada, sampai saat gelap saya terus penasaran mencari sumber suara itu, tetap tidak ketemu,” kata putra asli Betawi ini. Tidak hanya itu, saat membuat prasarti di Taman Mini dia juga sempat mendapatkan pengalaman yang mengejutkan. Pada saat itu, pekerjaan sedang menumpuk, sehingga pekerjaan harus dilanjutkan hingga malam hari. “Saat malam suasana begitu sepi, dan saya sedang bekerja sendiri, tiba-tiba ada yang menarik kerah baju saya, tapi ketika saya nengok kebelakang tidak ada orang dan saya hanya sendiri,” ujar Kurniawan. Saat memahat juga kerap diganggu, karena alat pahat seolah seperti diangkat, hingga mata pahat tidak bisa mengukir granit. “Ketika saya memahat alatnya selalu mengambang di atas granit, sehingga saya tidak bisa melanjutkan sampai pagi,” kata Kurniawan yang sehari-hari lebih senang menggunakan sepeda. Namun demikian, dibalik semua itu malah membuatnya lebih taat untuk beribadah, karena selalu ingat pada kematian. “Karena selalu membuat nisan, saya jadi lebih mengingat kematian, dan merasa lebih dekat pada Tuhan,” kata Kurniawan. Belum lagi, pengalaman mistik yang selalu dialaminya membuat dirinya semakin yakin bahwa kekuasaan tuhan itu memang ada. “Saya juga sering mendapat doa dari pelanggan, karena kepuasan mereka dengan hasil karya saya,” pungkas Kurniawan.(cr2)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X