IRWAN/RADARDEPOK
RENJA : Disdagin Depok saat melakukan renja 2019 di kawasan Kecamatan Beji, kemarin. DEPOK- Dinas Perdangangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok fokus pada 10 program skala prirotas di 2019 mendatang. Kepala Disdagin Kota Depok, Kania Parwanti menyebutkan, 10 program ini antara lain, peningkatan administrasi perkantoran, peningkatan sarana dan prasarana aparatur, peningkatan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, peningkatan kualitas perencanaan, peningkatan akses pemasaran produk IKM dan UMKM. "Kami fokuskan 10 program, berharap bisa terealisasi di 2019," kata Kania, kepada Radar Depok usai melaksanakan Renja di kawasan Kecamatan Beji, kemarin. Tak hanya itu, pihaknya juga akan merevitalisasi pasar rakyat, pengelolaan informasi dan pengawasan distribusi barang dan bahan pangan. Lalu ada juga peningkatan kualitas keluarga miskin dan rentan, dan peningkatan kapasitas IKM dan UMKM. “Banyak lagi, kami akan revitalisasi pasar pada tahun 2019 sebanyak 3 pasar. Lalu penyediaan kios bagi UMKM sebanyak 200 kios, pembangunan Balai Kreatif 1 unit, pembangunan Griya Pamer 1 unit, pembangunan Rumah Kemasan 1 unit,” beber Kania. Terkait peningkatan mutu produk akan melakukan pembinaan IKM bidang industri kimia, agro, hasil hutang, pelatihan pengembangan kemasan, dan monitoring serta evaluasi IKM. "Kami lakukan ini karena produk harus baik. Nanti akan ada daya saing produk," katanya. Sementara Kania menambahkan, untuk program pengelolaan informasi dan pengawasan distribusi barang dan bahan pangan, pihaknya akan melakukan pengawasan distribusi LPG dan BBM sebanyak 12 kali. Bahkan, melakukan monitoring dan publikasi harga kebutuhan pokok masyarakat dan barang strategis sebanyak 48 kali. “Selain itu, kami juga akan lakukan pendataan dan pengawasan kepada 10 gudang, mengadakan pasar murah di 48 titik. Sekaligus juga pembinaan dan pengawasan usaha sektor perdagangan sebanyak 20 usaha,” ujarnya. Disamping itu, untuk meningkatkan kapasitas IKM dan UMKM, Disdagin juga akan memberikan pembinaan kepada industri kreatif, pelatihan industri kreatif, pembentukan dan pembinaan cluster sentra industri, serta pendampingan R5 (Rapih, Resik, Rajin, Ringkas, Rawat) terhadap IKM. “Kita harapkan dengan berbagai program prioritas ini dapat mewujudkan perdagangan dan perindusrian di Kota Depok tidak hanya berkualitas tetapi memiliki daya saing,” katanya. Kepala Bapedda Kota Depok, Widyati Riyandani menambahkan, permasalahan di Disperdagin yang menjadi bahasan dalam forum renja lebih banyak pada basic data stok-stok bahan pangan. "Jika kita bicara perdagangan ada yang dijual dan prioritas lebih ke bahan pangan. Jika harga tinggi maka ada kebijakan pemerintah untuk operasi pasar guna menekan harga di pasar, agar masyarakat terpenuhi kebutuhannya," jelas Wid. Terkait pengukuran inflasi, dapat dijaga dengan kestabilan harga. Pertama, caranya dengan mengetahui stok barang apapun dan harganya yang ada di sebuah kota. Kedua, Depok dekat dengan Pasar Kramat Jati tapi harga di Depok relatif agak tinggi. Bicara transportasi, jarak antara Depok dengan Kramat Jati cukup dekat, dan hal tersebut menjadi lebih kecil. Maka, ketika disampaikan survei BPS bahwa masyarakat Depok lebih memilih beras premium dengan harga lebih tinggi. Membuktikan sebagian besar pendapatan masyarakat Depok tinggi.Bicara kemiskinan di beberapa wilayah saja tidak semua. "Tetapi operasi pasar tetap dilakukan, di kalangan menengah ke bawah. Serta ada fokus koperasi pasar yang mendekati kalangan tersebut. Untuk mendukung mereka," paparnya.(irw)