Pendiri Kampung Dongeng Depok, Faisal Rizal saat berdongeng di hadapan siswa-siswi di salah satu sekolah.
Keinginan Faisal Rizal menggeluti dunia dongeng rupanya tidak main-main. Hal itu dibuktikan dengan upayanya yang tak kenal lelah, dalam mempelajari dan menggali kemampuannya berdongeng. Akhirnya membuat sebuah perkampungan dongeng di Jalan H Mendik, Kelurahan Gandul, Cinere.
LAPORAN : NUR APRIDA SANI
Pertemuan Rizal dengan Awam Prakoso pada September 2016 di sebuah even sekolah, rupanya tidak berhenti. Sejak awal pertemuan hingga seterusnya Rizal tak berhenti belajar ilmu dongeng dari Awam, mulai dari mengikuti seminar, hingga bekerja bersama membangun perkampungan dongeng. “Selang sebulan sekitar bulan Oktober 2016, saya ditantang oleh Awam untuk membangun kampung dongeng di lingkungan saya,” kata Faisal. Berbekal nekat dan merasa tertantang, Rizal memberanikan diri untuk memulai mengembangkan kampung dongeng. Ia mulai di lingkungan terkecil yakni di rumahnya yang kebetulan digunakan sebagai Taman Pendidikan Alquran (TPA). “Usai anak-anak belajar Al Quran, sebelum pulang saya mulai membiasakan mendongeng di depan mereka,” ujarnya. Sama dengan pengalaman awalnya dihadapan siswa di sekolahnya, Rizal mendapatkan respon yang kurang baik dari anak didik di TPA-nya tersebut. Namun, ibarat mendapatkan energi, ia malah lebih bersemangat untuk terus membacakan dongeng. “Saya terus terpacu hingga tak terasa, selama kurang lebih tiga bulan terus mencoba, saya baru diterima oleh anak-anak dan mereka mulai menikmati setiap penampilan saya,” lanjutnya. Rizal menuturkan, dongeng merupakan cara untuk menyampaikan pesan moral kepada anak dengan cara yang mudah yakni bercerita, dan terkadang mengguyon agar anak tidak bosan mendengarkannya. “Akhirnya mas Awam menjadikan kampung dongeng saya sebagai salah satu kampung dongeng asuhannya, dan masuk diurutan 71 dari 87 kampung dongeng yang tersebar di seluruh Indonesia,” tuturnya. Mendirikan kampung dongeng tidak semudah yang bayangkan sebelumnya, setelah berhasil membuat anak terhibur dengan aksi dongengnya. Rupanya tak membuat kampung dongengnya berjalan mulus. Dia mengaku, kampungnya tidak akan berkembang jika hanya siswa atau orang terdekatnya yang mendengarkan dongeng. “Akhrinya kami sering share ke orang-orang kalau mau buat acara gratis, tapi yang hadir tidak seperti yang dibayangkan,” ungkapnya. Apa yang ditanam itu yang akan dipetik, begitu ungkapan yang pas untuk Rizal. Berkat usahanya, kini ia berhasil menularkan tradisi mendongeng bukan hanya dilingkungan rumahnya saja, dirinya kerap menjadi pengisi acara layaknya teman dongengnya yakni Awam Prakoso. “Saya galau, karena banyak jadwal dongeng yang bentrok dengan jam ngajar. Akhirnya sekitar Juli 2017 saya memutuskan menjadi pendongeng dan keluar sebagai pengajar,” katanya. Hari terus berjalan, Faisal Rizal semakin mahir mendongeng dan terus dikenal berbagai orang sebagai pendongeng. Bukan hanya itu, ia pun berhasil melatih warga kampungnya untuk mendongeng. “Hingga akhirnya saya diangakat jadi duta ramah anak Cinere pada 21 April lalu. Dengan camat cinere kita punya program ke sekolah-sekolahuntuk edukasi stop kekerasan pada anak-anak,” bebernya. Kini Faisal memiliki program rutin yang dilaksanakan di rumahnya yakni pekan ceria. Acara yang diselenggarakan secara gratis mengundang masyarakat sekitar, dan memperkenalkan kampung dongeng. “Ada sulap, dongeng, dan kreativitas barang bekas yang disulap jadi barang berharga dan bisa dibawa pulang ama anak-anak jadi kenang-kenangan untuk mereka,” ujarnya. Pekan ceria dilaksanakan mulai dari pukul 08.00 hingga 11.00 setiap sebulan sekali, selain mendongeng, kegiatan juga diisi oleh sulap yang bekerjasama dengan relawan kampung dongeng depok. “Jadi anggotanya ada 8, tapi yang aktif mendongeng hanya 3 orang,” pungkasnya. (bersambung)
