Anak asuh Sabeum Jay yang tergabung dalam Taekwondo Satjay Team tengah berlatih jurus tendangan.
Kehadiran Taekwondo Satjay Team yang terbilang baru di Kota Depok, terus memperlihatkan eksistensi dan keunggulannya. Bukan cuma materi pengajaran yang lengkap, tetapi yang paling penting adalah support yang baik antara Sabeum dengan orangtua siswa.
Laporan: Nur Aprida Sani
Dari segi latihan mungkin Taekwondo Satjay Team sama dengan klub lainnya, yang membedakannya adalah kedekatan orangtua yang mendukung seluruh aktivitas yang diterapkan Sabeum Jay kepada anak asuhannya. Bahkan, untuk melengkapi kesiapan fisik, mental, dan kebutuhan saat latihan juga bekerjasama dengan orangtua. Dari baju latihan, pengaman body, dan alat-alat pendukung lainnya siap disedikan. “Alhamdulillah orangtua murid ini sangat mendukung saya, begitupun murid-muridnya juga nurut,” kata mantan atlit Taekwondo Kota Depok tersebut. Di Taekwondo Satjay Team tidak mematok harga di sistem pembayarannya. Itu semua tergantung kesepatakan dan kemampuan orangtua. Menurut Sabeum Jay, uang bukan penghalang untuk menjadi seorang atlit. Asalkan ada kemuan dan tekad yang bulat semua bisa tercapai. Di setiap sekolah, Dia hanya menerima bayaran tak lebih dari 300 ribuan. Walaupun tak sebanding dengan tenaganya, tapi dia tetap senang menjalankan aktivitas sehari-harinya. “Kalau di satu sekolah ada 70 anak dengan bayaran perbulan 200ribu ya tetap saya terima. Paling dapat besarnya (bayaran) dari siswa yang diluar sekolah,” ungkap Jayadi. Pembayaran yang diterima dari masing-masing anak di luar sekolah pun juga beragam, dari 15ribu-100ribu. Dia pun juga tidak mau memberatkan orangtua dengan harus membeli seragam untuk anaknya berlatih. Untuk menyiasati semua itu, Jayadi harus memutar uangnya dengan mensubsidi silang anak-anak yang kurang mampu dengan hasil bayaran yang Dia terima dari 100ribu tersebut. “Pokoknya asalkan mereka mau berlatih sungguh-sungguh, tak dibayarpun saya juga tidak apa-apa,” pungkasnya. (bersambung)