Senin, 22 Desember 2025

Kisah Ari Sumartani, Pemilik Wahyu Agency II (3) Antarkan Enam Adik Bergelar S3, Tularkan Seni ke Anak

- Senin, 17 September 2018 | 11:32 WIB
SANI/RADAR DEPOK
TAK KENAL LELAH: Pemilik Wahyu Agency II, Ari Sumartani membereskan koran-koran yang akan dijajakannya kepada pelanggan di halaman klinik Pala Medika, Jalan Raya Nusantara, Kelurahan Depok Jaya, Kecamatan Pancoranmas.

Menjadi anak pertama dan laki-laki satu-satunya membuat Ari Sumartani harus banting tulang menghidupi ke enam adiknya. Berat memang, jika harus bekerja siang malam demi sesuap nasi. Hal yang sudah dilakukan olehnya sejak kecil tersebut, saat dewasa kini membuat dirinya kuat dan tahan banting dengan segala hal.

LAPORAN: NUR APRIDA SANI

Ditinggal oleh sang ayah sejak masih belia, membuat Ari harus berifikir agar tetap dapat menyambung hidup. Dia terlahir bukan dari keluarga yang tidak mampu. Ayahnya merupakan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) sekaligus dokter spesialis Akupuntur Presiden Soekarno. Sedangkan Ibunya adalah pemilik PT Wahyu Kasih yang bergerak di bidang pembuatan batako. Karena ketekunan dan kedisiplinan yang dibangun oleh ayahnya sejak kecil, Ari yang tumbuh dewasa berhasil menghidup ke enam adiknya tersebut dengan sukses. Walaupun pekerjaannya adalah seorang Agen Koran, namun dia juga pelaku seni yang sudah melanglang buana ke negara-negara maju dan berkembang lainnya. Penjadi penari sudah ditekuninya sejak duduk dibangku SD. Kala itu dia berlatih dengan anggota TNI yang memiliki sanggar di rumahnya. “Dia adalah langganan koran yang setiap pagi saya antar korannya. Saya diajak ketika melihat kelincahan dan kedisiplinan saya saat antar koran. Akhirnya tertarik untuk ikut sanggar dan pergi keluar negeri untuk menari,” katanya kepada Radar Depok. Dia sudah terdaftar menjadi penari yang Go Internasional. Bukan hanya itu, Ari pun kerap menjadi juri di ajang lomba Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Nasional. Dan lomba-lomba nasional lainnya. Walaupun jenjang Strata 1 (s1) tidak tuntas, tetapi dia berhasil menyekolahkan ke enam adiknya hingga Strata 3 (S3). Berkat dari jualan koran, dia berhasil mewujudkan cita-cita adiknya hingga ke keperguruan tinggi luar negeri. Ada yang mengambil jurusan Dokter dan ada juga yang mengikuti jejaknya di bidang seni. “Alhamdulillah semuanya sudah tuntas tinggal yang bungsu sedang berada di Belanda menyelesaikan studi S3-nya,” ujar Ari. Pria yang memiliki empat orang anak ini juga bangga kepada keluarganya. Dari empat orang, hampir semuanya mengikuti jejak ayahnya menjadi seorang pelaku seni. Namun tidak semuanya menjadi penari, ada yang tengah menekuni seni musik. Kebahagiaan itu terpancar saat Ari dan anak pertamanya sedang bercengkrama. Setelah beberapa menit ngobrol, anak pertamanya tersebut memainkan alat musik dan dia pun denagn sigapnya langsung melenggak lenggokan badannya sesuai dengan irama musik. “Saya tidak memaksakan anak untuk seprti bapaknya, tapi dengan melihat seperti ini saya yakin buah jatuh memang tak jauh dari pohonnya. Kalau dia tekum bermusik, akan saya support dengan masukkan ke sekolah musik,” tutup Ari. (*)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X