Semenjak dibelikan Ponsel android tipe tebaru dari ayahnya, Mawar –bukan nama sebenarnya- makin ‘autis’ saja.DEPOK - Semenjak dibelikan Ponsel android tipe tebaru dari ayahnya, Mawar –bukan nama sebenarnya- makin ‘autis’ saja. Setiap saat dan setiap waktu, gadis berusia 12 tahun itu tak pernah lepas dari Ponsel Android tipe terbaru keluran Tiongkok, bahkan sampai ke kamar mandi.
Teknologi semakin canggih, dengan mudah bisa terhubung untuk berkomunikasi. Seperti Mawar, karena kecintaannya dengan artis korea BTS Army, Mawar pun tak segan untuk masuk salah satu grup Whatsapp penggemarnya. Seperti biasa di grup mereka membicarakan tentang performa, trend pakaian, dan kebiasaan idolanya.
Sampai akhirnya, salah satu anggota grup mengundang Mawar untuk mengikuti grup lain bernama ‘Fucking Couple’. Disana, setelah masuk grup dan bikin akun, anggota tinggal cari temen sesama akun Roleplay, di add atau follow.
Kalau mau dapet banyak temen kalian bisa masuk grup chat khusus Role Player(RP), biasanya ada aturannya untuk masuk grup. Role Player di grup whatsapp sebagai ajang para remaja untuk meniru tokoh anime, k-pop dan artis barat yang berbaur di dalam satu grup whatsapp.
Nah, kalau sudah masuk grup chat, bisa langsung berbaur dengan member lain di grup, tapi, jangan keseringan sider alias silent reader yang kerjanya cuma nyimak saja, dijamin bakal susah dapet temen di Role Player. Harus aktif, karena kalo ada yang bahas sesuatu di grup chat, ikut nimbrung aja.
Setelah masuk di grup Role Player, Mawar sempat diminta milih salah satu nama personel group k-pop. Selanjutnya, kalian bisa berkomunikasi, saling mencari pasangan, membuat jadwal menikah, bahkan sampai mengundang ke pesta pernikahan, yang dilakukan seperti nyata, di grup Whatsapp.
Tak lama bergabung di grup Whatsapp, ada saja yang melamar Mawar untuk menikah, jika saling setuju, baru di buat undangan nya lengkap dengan foto artis k-pop pilihan mawar. Dan resmi mereka menikah.
Tapi tidak sampai disitu, setelah menikah, mereka pun saling berkomunikasi layaknya suami istri, sampai bebas melakukan hubungan badan, adegan dewasa secara non verbal. Suami Mawar pun tak segan merayu jika ingin melakukan Seks Non Verbal.
Awalnya, ayah Mawar, Didik warga Kecamatan Cilodong tidak terlalu peduli dengan kelakuan anaknya. “Awalnya saya menganggap biasa saja, karena memang dia pengen ponsel tipe terbaru itu,” ujar orang tua Mawar, Didik kepada Harian Radar Depok, kemarin.
Tapi belakangan anaknya semakin addict dengan ponselnya, sampai akhirnya masuk ke grup Whatsapp tersebut prilaku Mawar semakin berubah. “HPngga pernah lepas, chat-an terus, asik sama dunianya, sampai susah di suruh makan, belajar, ngaji, atau kegiatan lain, dan pemarah,” kata Didik.
Maraknya Role Player tentu saja menjadi perhatian banyak pihak, terlebih bagi perkembangan mental remaja Kota Depok. Komisioner Komite Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan, KPAI menyampaikan keprihatinan atas maraknya Role Player yang beredar di aplikasi WhatsApp kalangan remaja.
Tentu saja hal ini akan berpotensi terhadap mental anak yang melihatnya, dengan meniru yang dilihat sampai melakukan seks diusia muda. “Secara kesehatan reproduksi hal ini berbahaya, dan jangka panjang bisa berpotensi menjadi kecanduan seks,” papar Retno.
Pencegahannya sangat bergantung pada kontrol dan pendampingan orangtua, sehingga bisa mencegah dampak buruk bagi tumbuh kembang anak. Selain itu, guru juga bisa melakukan edukasi pendidikan kesehatan reproduksi terhadap para siswanya sehingga dapat memcegah anak kecanduanRole Playeratau grup sex di WhatsApp.
Menyikapi fenomena Role Player, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kadiskominfo) Kota Depok, Sidik Mulyono menyalahkan masyarakat. Menurutnya, secara umum, fenomena ini menunjukkan ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi kemajuan teknologi IT.
Sehingga banyak korban akibat fenomena Role Player di masyarakat. Dia mengakui, tidak dapat mencegak perkembangan teknologi. “Yang mungkin kita lakukan adalah terus melakukan sosialisasi internet sehat kepada masyarakat,” tutupnya. (rub)