Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Sanggar Sosial Bina Remaja Depok (2) Relawan Patungan Hibahkan Alat Musik

- Senin, 22 Oktober 2018 | 11:53 WIB
Ahmad FACHRI/RADAR DEPOK
LATIHAN: Para anak remaja binaan SSBR Kota Depok, sedang berlatih musik di markas mereka, di Jalan Proklamasi, Sukmajaya.

Keberadaan Sanggar Sosial Bina Remaja (SSBR) di Kota Depok patut diapresiasi. Di tengah keterbatasan tempat untuk berekspresi, tempat tersebut menjadi titik awal buat anak muda di Kota Depok dalam mengekspresikan diri di dunia seni.

Laporan: Muhammad Irwan Supriyadi 

SUARA musik terdengar nyaring saat dimainkan sejumlah remaja di samping gedung Unit Pengelolaan Sampah (UPS), Jalan Proklamasi Sukmajaya. Syair merdu keluar dari mulut sang vokalis perempuan. Di sekitar mereka, tampak kursi panjang yang sudah lapuk diduduki dua perempuan dan tampak asik berbincang. Personel band lainnya begitu cekatan mengiringi vokalis saat menyanyikan lagu. Aksi mereka bagaikan sebuah video klip grup band ternama. Ya, mereka adalah anak-anak muda binaan SSBR Depok yang sering dilatih para relawan peduli generasi anak muda. "Mereka masih muda, perlu diberikan kegiatan positif yang mereka suka," kata Penangung Jawab SSBR, Gian Tanjung. Sambil duduk pria berambut gondrong belah tengah itu mengatakan bahwa di SSBR ini tidak hanya musik yang diajarkan. Tapi disampaikan kegiatan positif lainnya, seperti bela diri, bercocok tanaman, las, teater, latihan bola, dan lainnya. Tak lupa juga mereka diberikan siraman rohani, berupa pengajian. "Anak-anak ini jumlahnya 50 orang. Mereka dibina relawan yang tidak dibayar," ungkap Gete—sapaan Gian Tanjung--. Para relawan ini kata dia mengajarkan keahlianya di bidang masing-masing. "Relawan ini orangnya memiliki pengalaman dan keahliannya masing-masing," bebernya. Relawan-relawan ini sebut Gete, diisi Altan Band, Ucok (basis band Edane), Daeng senior pemusik Depok, Diam Setiadi atau Iting, dan lainnya. Mereka menjadi relawan karena ingin memberikan yang terbaik bagi generasi muda sekarang untuk masa depan yang lebih cerah. Bahkan, para relawan ini patungan dan menghibahkan alat musik. Sampai patungan bayar listrik di tempat SSBR kumpul. "Rata-rata anak binaan SSBR ini adalah anak geng motor dan anak tongkrongan yang gak jelas," ulasnya. Gete menerangkan bahwa anak-anak binaan SSBR tidak diminta untuk membayar iuran. Mereka cukup datang ke sanggar tanpa perlu memikirkan biaya alias gratis. Dalam membina anak remaja yang awalnya memiliki kebiasaan buruk, terdapat kendala ketika merangkulnya. Karena mereka sudah terbiasa melakukan hal buruk. "Kami berikan kegiatan yang menyenangkan. Ini tantangan bagi kami. Mereka perlahan meninggalkan hal buruk. Orang tua mereka pun senang, karena mengikuti kegiatan positif," katanya. (bersambung)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X