SANI/RADAR DEPOK
RAIH PENGHARGAAN: Asrizal Nur, pemilik Rumah Seni Asnur menerima penghargaan Rekor Muri atas terbitan buku Grakan 1.000 Guru Menulis Puisi.
Menengok Rumah Seni Asnur (3-Habis)
Kerinduan adanya gedung kesenian di kota Depok, membuat Asrizal Nur (Asnur) membangkitkan semangat mendirikan Rumah Seni Asnur. Kini bangunan yang berdiri kokoh sejak 2014 silam, berfungsi menjadi tempat berkumpulnya para seniman.
LAPORAN: NUR APRIDA SANI
Rumah Seni Asnur sudah terkenal hingga kepenjuru masyarakat di Kota Depok. Bagaimana tidak, pria asal Pekanbaru, Riau ini merupakan seniman legendaris yang dimiliki Kota Depok.
Berawal kekecewaannya kepada Pemkot Depok yang tidak pernah memberikan porsi khusus kepada seniman. Asnur sapaan akrabnya, harus banting tulang mendirikan rumah seni demi mewadahi para seniman, untuk berkreasi. Cita-citanya tercapai tepat pada 2014, rumah megah di Komplek Kav. UI Timur, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji tersebut lahir. Setiap minggunya, seniman Depok dan tanah air berkumpul dirumahnya. Walau sekedar berbincang, atau membuat pentas seni.
“Rumah ini wadah untuk seniman merealisasikan karyanya. Siapapun boleh, tanpa batasan apapun datang kerumah ini untuk belajar seni,” ujar Asnur yang saat itu memakai kaos merah berbalut celana jeans.
Setelah sukses mengajak para anggotanya mengelilingi Asia sambil membaca puisi. Asnur menerbitkan buku kurang lebih seribu halaman, yang berisi kumpulan puisi-puisi yang ditulis para anggota dan peserta Gerakan Seribu Guru Menulis Puisi. Hal itu sebagai bentuk apresiasi Asnur. Dan ini masuk dalam salah satu program andalan dari Rumah Seni miliknya. Karena berhasil menerbitkan buku puisi tersebut, Rumah Seni Asnur mendapat Penghargaan dari Rekor Muri Nasional.
“Alhamdulillah berkat usaha dan kerja keras, kami dapat membuktikan bahwa rumah seni ini berguna untuk siapapun,” tuturnya.
Tidak hanya karena program yang terbilang menarik, rumah seni asnur juga memiliki fasilitas andalan setara dengan rumah seni tingkat nasional. Dari depan halaman rumahnya, pintu besar berwarna cokelat tinggi menjulang sangat gagah dengan tulisan Teater di dekat gagang pintunya. Benar saja, saat dibuka oleh sang pemilik rumah. Itu adalah sebuah ruangan teater yang dapat menampung kapasitas sekitar 100 penonton.
“Pertama kali dibuka rumah ini, masyarakat di wilayah sini sudah membuat pentas seni dan pemainnya mereka juga. Judulnya kalau tidak salah kisah Umar Bin Khatab,” terangnya.
Kini tidak hanya ruang teater yang menghiasi rumah seni Asnur, tapi juga ada ruang studio tv, rekaman, dan ruang diskusi pada pengurus. Asrizal berharap dari rumah seni Asnur ini maka kegiatan seni dan budaya di Kota Depok akan kembali bergairah, terus bergerak, dan bermanfaat bagi pelaku seni di Depok. Serta seniman Indonesia dalam memperkuat jati diri dan karakter anak bangsa Indonesia.
“Semoga dengan adanya Rumah seni Asnur ini saya semakin dikenal oleh masyarakat dan seniman tanah air lainnya. Bukan hanya pada saat masih hidup tetapi sampai saya sudah tidak ada tetap dikenal abadi,” pungkasnya. (*)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB