Senin, 22 Desember 2025

Pembebasan Cijago Sesi III Dipertanyakan

- Rabu, 13 Februari 2019 | 11:28 WIB
AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
TARGET PERAMPUNGAN : Pekerja beraktifitas di proyek pembangunan Tol Cijago Seksi II, Kukusan, Kecamatan Beji, Senin (11/2). Tol tersebut ditargetkan akan beroperasi pada April 2019.   DEPOK – Pembebasan lahan terdampak pembangunan jalan tol Cinere-Jagorawi (Cijago) Sesi III di Kelurahan Krukut, Limo, dan Cinangka belum juga dibebaskan. Padahal kontraktor menargetkan Tol Cijago Seksi II dapat beroperasi pada April 2019. Warga Kelurahan Limo, Surya mengaku, warga sudah rela dipindahkan. Ia berharap kantor pertanahan, dan Dinas PUPR segera membebaskan lahan yang terdampak Cijago. Bahkan warga sudah siap pindah, karena pembangunan tol Cijago Sesi II sudah selesai. Sehingga cepat atau lambat pembangunan segera dilanjutkan. “Kenapa pembebasan lahan tidak selesai-selesai, di Limo ada tiga wilayah yang belum dibebaskan. Yaitu Krukut, Limo dan Cinangka,” ucap Surya kepada Radar Depok. Surya menyebutkan, perjanjian pembebasan lahan sudah berlangsung selama 12 tahun. Tetapi hingga 2019 belum ada realisasinya. “Pihak terkait yang ngurus ini harusnya bergerak cepat,” harap Surya. Terpisah, di Kelurahan Tanah Baru masih ada warga yang menguasai 106 lahan tanah belum bersedia mengambil uang pembebasan. Warga Tanah Baru, Zaenal Abidin mengaku, belum mengambil uang yang harganya sudah ditetapkan tim appraisal. Menurutnya, 106 pemilik hak sedang mengajukan kasasi ke MA. “Desember 2018 dokumen kasasi sudah dikirim PN Depok ke MA. Tapi belum ada putusan dari MA,” kata Zaenal kepada Radar Depok. Menurutnya, harga belum sesuai. “Lihat di Kukusan yang merupakan satu jalur tol tsb dibayar ada yang Rp12 juta ke atas. Sedangkan kami pinggir jalan Tanah Baru Raya Rp7 juta, ke arah dalamnya Rp5 juta, Rp3,8 juta, Rp1,8 juta dan Rp1, 6 juta per m2 untuk harga tanah,” kata Zaenal. Diketahui, PT Translingkar Kita Jaya menargetkan Tol Cijago Seksi II diresmikan dan beroperasi pada April 2019. “Kami terus menyelesaikan pekerjaan, karena masih ada satu persen lagi yang harus kami selesaikan,” kata Direktur Utama PT Translingkar Kita Jaya, Hilman Muchsin, kepada wartawan. Hilman mengakui proses pembebasan lahan tol merupakan hal yang sulit untuk dilakukan, karena Sesi II ini saja harus menunggu lebih dari delapan tahun pengerjaannya. “Pengerjaannya mulai 2010 hingga 2018 belum juga selesai. Masih ada tiga bidang lagi yang harus diselesaikan mungkin bulan Februari ini beres,” kata Hilman. (rub)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X