Senin, 22 Desember 2025

Jumlah Personel Polri Belum Ideal

- Senin, 25 Maret 2019 | 09:30 WIB
SIMBOLIS: Asisten Sumber Daya Manusia Mabes Polri, Irjen Pol Eko Indra Heri (dua dari kiri) menghadiri acara gelaran penandatanganan pakta integritas di Mako Brimob, Minggu (24/3). Foto: SANI/RADAR DEPOK RADARDEPOK.COM, DEPOK – Personel kepolisian di beberapa wilayah Indonesia jumlahnya terbilang masih belum ideal. Hal itu disampaikan Asisten Sumber Daya Manusia (SDM) Mabes Polri, Irjen Pol Eko Indra Heri. Namun, kata Eko, pihaknya akan terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan personel di masing-masing wilayah. “Kebutuhan akan personel kepolisian tergantung dari situasi wilayah hukumnya (Polda, red). Ada beberapa Polda baru yang belum ideal dan kita mencoba untuk sampai ke arah situ," kata Eko saat ditemui usai gelaran penandatanganan pakta integritas di Mako Brimob, Minggu (24/3). Menurut Eko, jumlah personel dikatakan ideal apabila sesuai dengan personel yang mengalami pengurangan di suatu wilayah hukum kepolisian daerah. Pengurangan, atau penyusutan itu terjadi karena anggota pensiun, sakit maupun meninggal. “Yang pensiun setiap tahun itu ada kurang lebih 10 ribu, apabila ditambah dengan penyebab lain bisa sampai 11 ribu lah. Namun, saya katakan tadi, untuk saat ini yang akan lolos seleksi anggota Polri sekitar 9.500 orang, karena berkaitan dengan anggaran negara,” terangnya. Bagi masyarakat yang hendak mendaftarkan anaknya masuk menjadi calon anggota Polri tidak perlu ragu, sebab proses seleksi dilakukan secara transparan. Oleh sebab itu, Polri menggelar kegiatan penandatanganan pakta integritas yang merupakan wujud keseriusan dari lembaga penegak hukum ini dalam membangun komitmen bersih dari KKN. “Ribuan personel yang diterima itu nantinya akan terbagi dalam beberapa pendidikan yaitu untuk Akpol 350 orang, Bintara 8.750 orang, sedangkan yang telah mengikuti pendidikan (SIPSS) kemarin ada sekitar 75 orang,” jelas Eko. Eko menegaskan, keseriusan memberantas 'permainan' dalam proses seleksi anggota Polri juga ditunjukkan pihaknya. Yaitu dengan merancang beberapa aplikasi yang bisa diunduh lewat Playstore Handphone. Aplikasi itu dapat membantu melaporkan dugaan penyimpangan selama proses perekrutan berlangsung. Orang tua calon anggota Polri juga bisa memantau langsung nilai anaknya. “Aplikasi itu namanya Whistle blower System (WBS), jadi masyarakat bisa melapor tanpa harus takut identitasnya diketahui. Sedangkan untuk memantau nilai anaknya, ada sistem seperti Gen and Clear, seluyuhnya bisa diunduh yewat playstore handphone,” bebernya. Selanjutnya, kepada seluruh calon anggota Polri yang mendaftar di setiap wilayah hukum Kepolisian Daerah, Eko mengingatkan agar tidak percaya pada praktek percaloan yang dimungkinkan terjadi. "Jadi, sekarang semuanya terbuka anda bisa lulus tes itu karena kemampuan, bukan yang lain lain," tutup Eko. (san)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X