Senin, 22 Desember 2025

Bujuk Rayu Milenial Anti Golput

- Sabtu, 13 April 2019 | 10:15 WIB
MILLENNIALS FOR ELECTION: Program Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia, menggelar kompetisi futsal Millennials For Elections, sekaligus mengampanyekan gerakan Anti Golput kepada pemilih muda. Foto: VOKASI UI FOR RADAR DEPOK RADARDEPOK.COM, DEPOK - Program Vokasi Komunikasi Universitas Indonesia, menggelar kompetisi futsal Millennials For Elections, sekaligus mengampanyekan gerakan Anti Golput kepada pemilih muda. Kegiatan ini juga didukung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Depok, yang hadir menyosialisasikan cara memilih di TPS. Sosialisasi dilangsungkan dalam bentuk talk show, dengan menghadirkan pembicara Valentino “Jebreeet” Simanjuntak; Paska Denberia Pakpahan, dan Miss Indonesia 2019. Kompetisi diikuti 16 tim dari Jabodetabek, dengan menghadirkan sekitar lebih dari 500 peserta dan penonton selama dua hari. “Milenial (17–37) menjadi target pemilih yang penting, karena pada pemilu tahun ini, diperkirakan berjumlah sekitar 80 juta pemilih muda. Penelitian global (2009) menunjukkan bahwa 76 persen milenial melihat politik itu penting, namun hanya 24 persen yang benar-benar tertarik pada politik,” ungkap Kaprodi Vokasi Komunikasi UI, Devie Rahmawati. Penelitian Miller tahun 2013 menemukan juga bahwa meskipun milenial memperoleh informasi yang sangat banyak melalui internet, hal ini justru membuat mereka menjadi kesulitan untuk memilih mana informasi yang benar dan tepat. Termasuk informasi politik, yang berujung pada enggannya mereka untuk datang ke TPS dan memilih Golput. “Studi lain menunjukkan bahwa terjadi paradoks dari banjirnya informasi. Di masa lalu, orang yang memiliki informasi yang banyak, akan semakin berpengetahuan dan yakin untuk dapat menentukan pilihan. Hal ini tidak terjadi pada generasi milenial,” ujar Devie. Bagi milenial lanjut Devie, dukungan dengan memberikan Likes, Comment, Share di media sosial, justru bentuk dukungan politik yang nyata. Karena mereka melihat dampak langsungnya, ketika komen atau artikel yang mereka kirim menuai banyak Likes misalnya. Berbeda ketika mereka datang ke TPS, dimana hasil pilihan tidak dapat dipamerkan ke publik, membuat mereka merasa bahwa aktivitas politik nyoblos di TPS tidak memiliki arti apapun dan tidak berdampak langsung. “Kami mengundang KPUD, karena banyak sekali informasi yang belum tersampaikan khususnya tentang persoalan DPT, tata cara pencoblosan, waktu pencoblosan dan sebagainya. Kegiatan ini, diharapkan menjadi kesempatan curhat mahasiswa dan masyarakat umum, untuk bertanya dan mendapatkan keterangan lengkap seputar 17 April, dalam suasana yang santai,” ujar Dosen Pengampu Manajemen Event, Rangga Wisesa. Kepala Laboratorium Penyiaran Vokasi UI, Amelita Lusia menambahkan, 500 lebih peserta dan pengunjung diharapkan menjadi agen-agen informasi Pemilu. “Agen kepada keluarga dan lingkungan sekitar mereka setelah mengikuti acara ini,” tutur Amelita. Senada, Ketua Panitia, Adel mengatakan, kegiatan ini guna menjawab kegelisahan mahasiswa terhadap generasinya yang tidak ingin menggunakan hak pilihnya di Pemilu 2019. “Kami ingin mengumpulkan milenial melalui kompetisi futsal. Meski kompetisi ini untuk putra, kami yakin milenial perempuan juga ambil bagian dalam acara ini,” ucap Adel. Kegiatan ini ditutup oleh talk show 'Suara Millennials' yang menghadirkan Gervando Jeorista, serta Deddy Indrawan, sebagai representatif politisi milenial untuk membujuk kaumnya agar datang ke TPS. “Talk show mengangkat tema Pentingnya Suara Millennials dalam Pemilihan Umum 2019,” pungkas Adel. (gun)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X