MENABUH DRUM : Adev sedang menabuh drum dalam kegiatan clinick drum bersama murid – muridnya di sekolah musik Milik Erwin Gutawa. Foto: IST
RADARDEPOK.COM - Sempat mengalah untuk menuruti keinginan orang tua, agar memiliki pekerjaan yang jelas. Adev Chudaiva mencoba berkarir disalah satu perusahaan swasta di Jakarta. Namun, apa bisa dikata, bukan bermaksud menjadi anak durhaka, Adev tak betah dan meninggalkan pekerjaanya tersebut.
LAPORAN : INDRA ABERTNEGO SIREGAR
Menit demi menit berlalu, tanpa terasa hujan sudah reda di luar sebuah café di kawasan Ruko Verbena Grand Depok City (GDC), kala Adev Chudaiva asik berbincang sambil menyeruput kopi hitamnya secara perlahan.
Setelah empat tahun menempuh pendidikan di dibidang seni musik. Adev sapaannya lalu masuk kejenjang perguruan tinggi dengan biaya orang tuanya. Setelah lulus, orang tuanya memintanya untuk mencari sebuah pekerjaan. Hanya saja, tak ada pekerjaan yang cocok dibenak Adev selain menjadi musisi.
“Saya sempat bekerja di salah satu perusahaan jual beli saham, hanya bertahan dua bulan hingga saya keluar karena saya merasa gak cocok dengan pekerjaan ini. Selama bekerja, diotak saya cuma ada drum dan musik,” akunya.
Mengetahui Adev keluar dari pekerjaanya, orang tuanya marah besar, terutama ayahnya. Saking murkanya, Adev dihukum harus memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, tanpa bantuan dana dari orang tuanya sama sekali.
“ Ayah saya marah karna saya keluar dari kerjaan saya. Terlebih dia merasa kecewa karena sudah menguliahkan saya, saya malah gak memanfaatkan ilmu saya untuk bekerja. Padahal musisi itu juga sebuah pekerjaan dan menghasilkan uang,” tuturnya.
Nasi sudah menjadi bubur, mungkin itulah peribahasa yang tepat menggambarkan situasi Adev pada waktu itu. Namun, Adev tak mau menyerah meraih mimpinya. Dengan ilmu drum yang sudah dipelajarinya selama empat tahun, dia mencoba melamar sebagai guru drum di berbagai sekolah musik baik di Depok maupun wilayah lain di Jabodetabek.
Beberapa bulan setelah menganggur tanpa penghasilan yang jelas, Adev seperti mendapat secercah cahaya terang dari dalam jurang pengangguran yang kelam. Seorang kenalannya menawarkan job untuk manggung ke daerah Malang dengan bayaran yang menggiurkan.
Sontak dia bahagia mendapat kabar tersebut, hanya saja ketika ada kata sepakat. Dia merasa ada kejanggalan dalam perjanjian job manggung itu, karena dia hanya diberikan tiket sekali jalan ke Malang dan tidak mendapatkan tiket pulang ke Depok.
“Saya tanya sama yang ngajak, tiket pulang saya mana. Teman saya itu bilang nanti selesai manggung saya dikasih tiket pulang,” katanya.
Setelah sampai di Malang, Adev langsung melibas drum untuk melaksanakan jobnya tersebut. Beberapa lagu dia bawakan bersama rekan bandnya di sana. Setelah selesai manggung, baru lah masalah muncul, bayaran yang diberikan tidak sesuai dengan yang dijanjikan, bahkan tiket untuk pulang pun tak ada.
“Waduh saya tertipu, bayaran manggung di sana juga gak cukup untuk tiket pulang. Terpaksa saya minjam dari teman saya di Depok, untung langsung ditransfer dan saya belikan tiket untuk pulang ke Depok,” kenangnya.
Walaupun sudah merasakan masa yang pahit sebagai seorang musisi, Adev tak lantas menyerah. Dia sudah komitmen, musik adalah jalan hidupnya. Setelah mengirim lamaran kesana kemari, akhirnya ada panggilan untuk wawancara di salah satu sekolah musik di daerah Bekasi.
Tak pakai waktu lama, lewat kepiawaianya dalam menabuh drum, dia langsung diterima di sekolah musik tersebut. Namun lagi–lagi keberuntungan belum datang kepadanya. Walau sudah diterima menjadi pengajar, dia belum bisa melaksanakan pekerjaanya itu. Sebab belum ada murid les pada bidang drum yang mendaftar di sekolah musik tersebut, terpaksa Adev harus terus berhemat sebab di sana dia baru akan digaji jika ada murid yang diajar olehnya.
“Nunggu muridnya saya agak lama, hampir empat bulan itu pun paling satu dua orang murid,” bebernya.
Sambil menunggu murid baru, dia juga mendapat tawaran untuk mengajar di salah satu sekolah musik di Kota Depok bernama Depok Musik Center untuk menambah pemasukannya. “Tapi Depok Music Center udah tutup sekarang,” terangnya. (bersambung)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB