RADARDEPOK.COM - Bergabung di komunitas model tentu bukan hanya sekedar seru-seruan, dan menampilkan kemolekan tubuh. Tapi banyak yang dipelajari mulai dari kepribadian, dan memperkenalkan busana yang sopan. Laporan: Rubiakto Dunia modeling kadang dicap sebelah mata, karena hanya menampilkan kemolekan diri, dan memperlihatkan bagian tubuh perempuan. Namun, tidak selalu begitu, seperti yang dilakukan Komunitas Model Depok (KMD). Salah satu model KMD, Fatiha Nur mengatakan, untuk bergabung di Komunitas Model, dia sama-sama belajar untuk mengenal potensi diri. “Kami saling tukar pikiran sesama anggota, apalagi untuk mengenal kepribadian untuk menjadi model prifesional,” kata Fatiha. Dia mengatakan, untuk menjadi model tidak melulu harus berpenampilan seronok, dan mengumbar kemolekan tubuh. Saat ini dia mengaku, sedang tekun untuk memperkenalkan busana muslim yang sesuai dengan syariat. Apalagi memasuki Ramadan, sehingga tidak akan menggumbar syahwat bagi laki-laki. “Tidak melulu menggunakan pakaian seksi, kan kita juga bisa memperkenalkan busana muslim,” terang Fatiha. Selain itu, untuk menjadi model professional dia mengatakan, terdapat empat kunci yang harus dimiliki seorang model untuk eksis. “Ada postur, skill,  karakter dan attitude (sikap). Kalau itu semua dimiliki, saya rasa tidak masalah mau bersaing dengan asing apa lokal. Ya dalam bidang apapun, memang harus bersaing,” tutur Fatiha. Dia mengaku, sudah membuktikan omongannya dengan berkali-kali tampil se-catwalk dengan model asing. Diakuinya, dari segi postur, model-model asing memang banyak yang lebih unggul. Tetapi skill, karakter, dan attitude yang ia tunjukkan bersama model lokal lainnya, bisa menjadi magnet tersendiri. “Model itu harus bisa mengeluarkan aura kewanitaannya. Kalau tidak bisa, model asing sekalipun, ya bakal kalah bersaing,” terangnya. Itu sebabnya, Fatiha giat berlatih dan mendengarkan arahan pelatih menjadi wajib hukumnya. Lewat usaha itu, skill seorang model akan terasah dan berkembang dengan baik.(bersambung)