BELAJAR : Sejumlah siswa siswi saat melaksanakan kegiatan belajar di SDN Depok Jaya 1, Kecamatan Pancoranmas. Foto : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
RADARDEPOK.COM, DEPOK–Hadirnya Kurikulum 2013 sebagai pedoman pembelajaran yang digunakan seluruh tingkat satuan pendidikan menuai polemik. Terutama penghapusan beberapa mata pelajaran yang dianggap sangat penting, salah satunya Bahasa Inggris. Guna tetap memenuhi kebutuhan siswa, masing-masing sekolah memiliki caranya tersendiri.
Seperti di SDN Anyelir 1 yang menjadikan mata pelajaran (Mapel) Bahasa Inggris masuk ke dalam bidang ekstrakurikuler (ekskul) sejak 2014 lalu. Mengingat, di Jalan Raya Nusantara, Pancoranmas ini merupakan sekolah piloting yang telah menerapkan Kurikulum 2013 sejak awal.
“Kami mengambil kebijakan untuk tetap memberikan mapel Bahasa Inggris kepada siswa, melalui ekskul berdasarkan kesepakatan dengan orangtua,” kata Sri kepada Harian Radar Depok, kemarin.
Menurutnya, dengan membuka ekskul Bahasa Inggris, siswa tetap mendapatkan hak dan bekal kemampuan berbahasa internasional ini sejak dini. Sebagai pengajarnya SDN Anyelir 1 mengambil guru dari luar dan mengajar di luar jam pelajaran.
“Ada dua tenaga pengajar yang setiap hari mengajar ke kelas yang berbeda dari Senin-Jumat. Kami tidak ingin siswa gagap bahasa inggris di SMP nanti, makanya kami berusaha untuk memenuhinya dengan mengadakan eskul bahasa inggris,” jelas Sri.
Lain halnya di SDN Depok Baru 2 yang tetap memasukkan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran muatan lokal (mulok). Kedudukan bahasa asing ini juga sama dengan mulok lainnya, seperti Bahasa Sunda, Pendidikan Agama Islam, dan PJOK.
“Karena bahasa inggris adalah bahasa global jadi kamu sesuaikan dengan mapel mulok lainnya. Bahasa inggris juga bisa menjadi keunggulan untuk sekolah makanya dimasukkan ke dalam mulok,” ujar Kepala SDN Depok Baru 2, Hanik Nurlaila.
Sementara itu, Kasi Kurikulum dan Penilaian SD Dinas Pendidikan Kota Depok, Suhyana membenarkan penghapusan pelajaran Bahasa Inggris jenjang SD di kota Depok. Hal ini dilatarbelakangi, agar siswa SD lebih difokuskan untuk menggunakan bahasa Ibu, atau Bahasa Indonesia sehingga tidak terlalu wajib mempelajari bahasa Inggris.
“Sesuai kurikulum 2013, tidak ada strukturnya mata pelajaran bahasa Inggris disitu. Kami tidaka melarang apabila ada sekolah yang tetap memasukkan bahasa inggris di KBM, tergantung kebijakan sekolah,” paparnya.
Mantan Kepala SDN Depok Jaya 1 ini menuturkan, hilangnya pelajaran bahasa Inggris menimbulkan pertanyaan dari pihak orang tua murid. Untuk mengantisipasi mengenai masalah tersebut telah diberikan melalui kepala sekolah masing-masing.
“Artinya manakala ketika pelajaran bahasa Inggris ada dukungan dan disesuaikan dengan keinginan orang tua murid, staf pengajarnya juga ada kenapa tidak untuk tetap diadakan,” pungkasnya.(san)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB