BENTUK PROTES : Pengendara melintas di depan spanduk protes warga atas 16 bidang tanah dan bangunan yang belum dibayar atas dampak pembangunan Tol Cijago Seksi II di kawasan Kelurahan Kukusan, Beji, Selasa (23/7). Foto : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
RADARDEPOK.COM , DEPOK-Sedikitnya 16 bidang lahan di RW6 dan RW7 Kelurahan Kukusan, Beji, yang tergerus pembangunan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago), belum dibayarkan pemerintah. Padahal, rumah mereka sudah menjadi jalan akses warga dari Kampus Universitas Indonesia (UI).
Koordinator warga kukusan yang terdampak pembangunan Tol Cijago, yang menamakan dirinya Kukusan Berjuang, Samsudin mengatakan, masih terdapat 16 bidang tanah yang belum dibayar pemerintah. Karena menurutnya, tidak ada kesepakatan antara penyelenggara dan warga. Saat ini pihak penyelengara mematok harga per meter bidang lahan di bawah harga pasaran.
“Lahan warga yang terkena kepentingan umum, maka gantinya untuk ekonomi warga yang terkena gusuran itu harus lebih baik kehidupanya,” kata Samsudin kepada Harian Radar Depok, kemarin.
Sesuai kesepakatan 16 warga yang rumahnya sudah dihancurkan dan dijadikan jalan tol, lanjutnya, pemerintah diminta membayar Rp26 juta per meter.
Disebutkan, total luas tanah dari 16 warga itu ada 3.783 meter persegi dengan total harga sebanyak Rp100 miliar kurang. Meski begitu sebanyak 16 warga pun masih memberikan kesempatan bagi penyelenggaraan, untuk bermusyawarah dengan memberikan harga tanah per meter Rp26 juta.
Menurutnya, pembahasan harga untuk pembebasan lahan di wilayah RW6 dan RW7 pada 2012 silam, ditawarkan dengan harga terendah Rp700 ribu per meter dan paling tinggi Rp2 juga untuk zona 1.
“Sampai tahun 2013 kesepakatan harga net yang semula Rp700 ribu per meter menjadi Rp900 ribu per meter. Terus zona 5 paling banyak dengan tawaran Rp1,3 juta permeter dan zona 1 dikasih harga Rp2,920 juta permeter,” katanya.
Meski begitu, Samsudin meminta agar pemerintah bisa melihat kondisi masyarakat yang tergusur pembangunan jalan tol tersebut. “Betapa kondusifnya warga, rumah ya sudah dihancurkan. Penghidupanya amburadul baik kontrakan dan warungya galeri habis, apa mereka bikin kerusuhan kah? kurang baik apa? Dihargai dong sudah setahun,” bebernya.
Sementara itu, Sanuji salah satu warga yang rumahnya tergusur mengaku tidak dapat kompensasi kontrakan yang dijanjikan pihak pemerintah hingga sekarang. Bahkan, lahan tanahnya yang dijadikan jalan tol belum dibayar oleh Pemerintah. “Tidak ada kesepakatan mintanya berapa? Dari awal tidak ada musyawarah mufakat untuk harga tanah,” tandas Sanuji.
Patuan Radar Depok, 16 korban Cijago ini melapor ke Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi). Pesan yang disapaikan dalam spanduk : Pak Jokowi, 16 Bidang Tanah dan Bangunan kami Belum Dibayarkan Tol Cijago. Agar berkah, tolong diselesaikan. Terima Kasih.(rub)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB