TELITI: Petugas memeriksa hewan kurban di salah satu kandang hewan kurban di Jalan Akses UI Kota Depok. FOTO: ISTIMEWA
RADARDEPOK.COM, DEPOK - Jelang Idul Adha 1440 jatuh pada 11 Agustus, pedagang hewan mulai mengadu peruntungan dengan memajang hewan kurbannya. Sehingga jangan sembarangan saat membeli hewan kurban, perlu diperhatikan fisik hewan yang sehat.
Fisik hewan kurban yang perlu diperhatikan di antaranya, mata, cermin hidung, fisiknya cacat atau tidak, serta nafsu makan atau tidak.
“Kalau bisa dihindari hewan kurban yang ada ciri-ciri seperti itu,” kata Staf Puskeswan Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Depok, Wanda, kemarin di salah satu penjual hewan kurnam di Jalan Akses UI.
Wanda mengatakan, hewan sapi dan kambing yang diperuntukan untuk kurban nanti saat Idul Adha harus sehat dan tidak cacat. Apa lagi yang harus diwaspadai adalah hewan kurban yang mengalami antraks atau zonosis, penyakit ini bisa menular ke manusia.
“Diwaspadai hewan kurban ini, biasanya antraks atau zonosis, itu bisa menular ke manusia. Pemeriksaan hewan kurban, fisik mata lebih banyak mengeluarkan cairan tandanya demam," kata Wanda.
Sementara, Kepala DKPPP Kota Depok Diah Sadiah mengatakan, hewan sapi dan kambing yang dijual di Kota Depok untuk dijadikan hewan kurban yang layak diberi Pin Sehat. Pemeriksaan hewan ini dilakukan pada H-10 Hari Raya Idul Adha.
“Beberapa hal yang harus diperiksa dari hewan kurban antara lain umur hewan, cacat atau tidak, berat badan hewan, penyakit mata, sakit kulit, orf, gangguan pernafasan dan gangguan pencernaan. Kalau sudah memenuhi syarat dan tidak ada masalah, maka kami akan memberikan pin yang nantinya dikalungkan pada hewan kurban tersebut,” kata Diah Sadiah.
Pin Sehat diberikan sebagai tanda hewan tersebut telah diperiksa oleh petugas DKPPP Kota Depok. Selain itu, untuk memberi kepercayaan kepada calon pembeli bahwa hewan tersebut bebas dari penyakit serta telah memenuhi syariat Islam.
“Selain pin, kita juga akan memberikan pedagang surat keterangan, bahwa lapak sudah didatangi dan diperiksa oleh petugas kami. Diharapkan dengan adanya pin maupun surat resmi dari kami, memberi kepercayaan lebih kepada calon pembeli,” tukas Diah.
Dia juga mengimbau, jika hewan sehat namun tidak layak dijadikan sebagai hewan kurban, maka hendaknya hewan tidak dijual melainkan diobati dulu atau pun diisolasi jika memang penyakitnya menular.
“Wajib diobati, karena tidak memenuhi ketentuan syariat Islam. Hewan yang tanduknya patah atau kakinya mengalami kelainan bawaan, tidak layak untuk dijadikan hewan kurban,” pungkas Diah Sadiah. (rub)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB