Senin, 22 Desember 2025

Ketua RW Pemain Timnas Perempuan : Terhenti di Tangan Jepang, Juara 3 Tumbangkan Korsel

- Kamis, 22 Agustus 2019 | 07:37 WIB
MENGINGAT : Henny Kuncorowati saat berusaha mengutak-atik telepon genggamnya untuk mengingat kembali saat berlaga bersama Timnas Indonesia. Terlihat dua buah foto sisa bukti masa keemasan Henny saat diberikan medali (foto paling kiri). FOTO : ARNET/RADARDEPOK :     Bisa dikatakan sampai saat ini, Henny satu-satunya pemain Timnas perempuan yang masuk dalam skuat garuda pada era keemasan. Menginjak usia 19 tahun, dia telah memperoleh jersey kiper kebangsaan Indonesia. Pertandingan yang dihadapi dari Asia Tenggara bahkan sampai benua Asia. Laporan : Arnet Kelmanutu RADARDEPOK.COM - Selama tujuh tahun lamanya Henny berjuang bersama rekan setimnya masuk dalam skuat Timnas, dan berhasil. Tujuh orang dari Buana Putri tempat dia mengasah si kulit bundar berlanjut ke Trade Center (TC) Timnas Indonesia. Singkat cerita, kata Henny dikediamannya. Setelah terpuaskan naik pesawat ke Papua. Dia mendengar kabar baik dari pelatih kepala saat itu. “Kita akan berlaga dalam pertandingan Internasional dan angkat berangkat ke Hongkong untuk berlaga selama satu bulan,” ucap Henny seraya memperagakan ucapan pelatih kepala saat itu. Tersambar petir rasanya kata Henny, tak kuasa saat itu menahan air mata kebanggaan yang turun megaliri pipinya. Saat waktu bebas, kalau tidak salah, kata Henny saat itu usai bada Isya segera ia meminta izin untuk menghubungi keluarganya di Temanggung, Jawa Tengah. “Disana ada satu telepon milik PSSI, saya lupa diruangan mana. Tapi saya langsung telepon tetanga keluarga saya di kampung buat kasih kabar gembira kalau saya akan terbang ke Asia berlaga di Internasional,” tutur Henny. Saat itu telepon belum dimiliki setiap keluarga di rumah, hanya orang tertentu. Persiapan keberangkatan tiba, impian Henny semakin terbuka lebar untuk berkeliling naik pesawat menuju penjuru dunia. Berangkat dari senayan menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Tibalah mereka di sebuah Bandara nan megah yang sudah modern saat itu, Bandara di Hongkong. Pertandingan dimulai, langkah Timnas melenggang hingga semi final, namun terhenti di tangan Jepang yang menjadi lawan kuat, selain Korsel dan China. “Kita kalah, Korsel juga kalah lawan China. Kita jumpa Korsel buat rebutin juara 3. Alhamdulilah Timnas menang 3-1,” ungkapnya sambil membusungkan ada sambil tersenyum bangga. Mereka kembali ke Indonesia, sambutan hangat dari para pejabat PSSI serta KONI menanti kedatangan Henny berserta rekan di pintu kedatangan luar negeri. Kata Henny, kibaran bendera merah putih kembali membuat hatinya bangga. “Apalagi kalau waktu itu saya pulang ke Kabupaten Temanggung, pak Gubernur saat itu bersama dengan masyarakat menanti kedatangan saya. Saya pikir hanya keluarga yang sambut saya tapi ternyatas sudah penuh orang. Serasa Pahlawan saat itu saya,” papar Henny berusaha keras mengingat kembali kenangan manis prestasinya untuk bangsa Indonesia dalam dunia Sepak Bola. Semua telah menjadi sejarah buat hidupnya, hingga saat ini, dia tak habis berkontribusi penuh untuk masyarakat, meski fisiknya sudah tak seperti dulu. Namun, kemampuannya sebagai pelopor maupun penggerak dituangkan dalam Ketua lingkungan tempatnya tinggal di Perumahan Taman Manggis RW 29, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Cilodong, Depok. (bersambung)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X