Minggu, 21 Desember 2025

Penilaian Adipura di Depok Dilakukan Rahasia

- Selasa, 10 September 2019 | 10:15 WIB
DITUTUP PLASTIK : Tampak sebagian tumpukan sampah di TPA Cipayung, Kecamatan Cipayung yang ditutup plastik, Senin (9/9). Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir bau dari sampah dan agar terlihat rapi. FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Kota Depok sempat gagal mempertahankan piala Adipura, namun tahun ini tekad merebut kembali piala Adipura akan dimaksimalkan Pemkot Depok. Kali ini penilaian dari tim Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dilakukan secara rahasia. “Saat ini penilaian Piala Adipura tidak dilakukan terbuka. Tim KLH akan menilai secara rahasia, tanpa pemberitahuan waktu dan tempat,” ungkap Kepala Bidang Kebersihan DLHK Kota Depok, Iyay Gumilar. Meski begitu, Iyay mengaku, secara berkala pihaknya telah berupaya mengelola kebersihan dengan baik. Diketahui, Selasa (10/9) tim KLH akan datang menyurvei pengelolaan kebersihan di Kota Depok. Selain itu tim juga meninjau TPA Cipayung, Bank Sampah, dan sejumlah pengelolaan sampah lainnya. “Semua akan ditinjau, survei dari KLH, terkait masalah kebersihan yang ada di Indonesia,” kata Iyay. Meski demikian, TPA Cipayung tetap melakukan aktifitasnya, kemarin sampah yang menggunung di TPA Cipayung di tutup dengan plastik, untuk menghindari longsor, bau, dan terlihat lebih rapih. Kepala UPT TPA Cipayung, Ardan Kurniawan mengatakan pihaknya memang selalu melakukan teknik control landfill. Proses tersebut menurutnya rutin dilakukan selama seminggu sekali. “Biasanya dengan menggunakan tanah. Tapi yang dilakukan TPA Cipayung, karena keterbatasan lahan jadi kami menggunakan plastik yang ramah lingkungan, terbuat dari singkong, dan dapat terurai,” tukas Ardan. Menurutnya kegiatan tersebut merupakan SOP yang harus dilakukan di TPA Cipayung, sehingga tidak ada waktu khusus untuk melakukannya. “Kami memang melakukan proses tersebut selama seminggu sekali,” kata Ardan. Sementara itu, pihaknya mengatakan masalah utama yang terdapat di TPA Cipayung hanya karena volume sampah yang sudah melebihi kapasitas. “Kita masih menunggu Nambo,” pungkas Ardan.  (rd)   Jurnalis : Rubiakto (IG : @rubiakto) Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X