SUKSES : Feri Effendi saat pameran Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di halaman Balaikota Depok, beberapa waktu lalu. FOTO : LUTVIATUL FAUZIAH/RADAR DEPOK   Usaha Dimsum yang dibangun Feri Effendi sejak 2015, sering kali dihinggapi suka dan duka ketika penjualan. Bahkan usaha yang dirintisnya sempat terhenti. Laporan : Lutviatul Fauziah RADARDEPOK.COM - Ketika mulai terjun kedunia usaha pada 2015 silam, jalan yang dilalui Feri tak selamanya mulus dan tanpa hambatan. Pertama kali ia membuat percobaan hasilnya sangat mengecewakan, karena dimsum yang dibuat sama sekali tak bisa dinikmati. Tak langsung putus asa, setelah gagal ia kembali mencoba lagi untuk mendapatkan rasa yang sesuai keinginan. Setelah beberapa kali melakukan percobaan, akhirnya berhasil dan ia mulai memberanikan diri memasarkan produknya. Dalam menjalani usaha, banyak sekali suda duka yang ia rasakan sebagai pengusaha baru yang terjun ke bidang kuliner. “Sukanya disaat apa yang kita buat bisa disenangi orang banyak. Dukanya, ya namanya usaha rumahan kalau orderan sepi,” ucap Feri kepada Radar Depok. Selama menjalani usaha ini, yang sering menjadi hambatannya yaitu modal, bahan baku yang terkadang sulit didapatkan dan harga bahan baku yang sering mengalami peningkatan. “Dua tahun berjalan, usaha ini sempat berhenti produksi cukup lama. Ada beberapa hal yang membuat kita berhenti terlebih dahulu,” tambahnya. Namun, ia tak menyerah dan terus berusaha agar usahanya bisa melanjutkan produksi kembali. Terdapat anak istri yang harus ia nafkahi. Penghasilan yang ia dapat pun kadang naik, kadang menurun. Tetapi, saat omset rata-rata yang ia dapat dalam sebulannya hingga mencapai Rp98 Juta. Yang paling berat menurutnya, mempertahankan produk yang sudah ia bangun dari awal agar tetap eksis di pasaran. Tentu hal itu tidaklah mudah, butuh kerja keras yang konsisten, mengingat banyak produsen sejenis yang bermunculan. Maka dirinya terus berinovasi lebih kreatif dalam membuat dimsum dengan varian rasa baru. (*)