RUSAK : Sejumlah murid memilah buku pelajaran yang masih bisa diselamatkan usai terkena banjir di Yayasan Miftahul Huda, RT 04 RW 09, Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, Kecamatan Pancoranmas, Selasa (7/1). FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK
RADARDEPOK.COM, DEPOK - Siswa Madrasah Aliyah (MA), Miftahul Huda Masih menunggu bantuan untuk memaksimalkan proses belajar mengajar. Saat ini sekolah yang terdampak banjir tersebut sudah melakukan pembelajaran, namun dengan keterbatasan.
Anggota Komisi D DPRD Kota Depok, Lahmudin menyampaikan rasa prihatin yang menimpa sekolah yang terdampak banjir. “Semoga kondisi cepet pulih, pemerintah cepet tanggap, karena kasihan siswa kalau sekolahnya kebanjiran,” ungkap Lahmudin kepada Radar Depok, Rabu (8/1).
Dia juga mengatakan, pemerintah wajib peduli dengan kondisi sekolah yang terdampak banjir. “Kita (Kota Depok) punya anggaran tanggap darurat, yang bisa cair sesuai perwal,” ujar Lahmudin.
Tidak hanya itu, sebaiknya pengelola sekolah, atau kepala sekolah lebih aktif lagi untuk mengajak instansi terkait, untuk meninjau kondisi sekolah. “Kepala Sekolah sebaiknya lebih aktif lagi, karena ini untuk kebutuhan sekolahnya,” tegas Lahmudin.
Sementara itu, Humas Kemenag Kota Depok, Lan Setyawan mengatakan, Kemenag masih melakukan pendataan terhadap madrasah, pondok pesantren, dan rumah ibadah yang rusak. Setelah terdata bantuan baru bisa di salurkan.
“Yang melakukan pendataan Kantor Wilayah Jawa Barat, kita masih menunggu. Insya allah nanti dapat bantuan,” terang Lan Setyawan.
Sementara diberitakan sebelumnya, meski sudah berlalu, beban menjalankan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Madrasah Aliyah (MA), Miftahul Huda terasa berat. Komputer, printer, peralatan musik, buku hingga berkas penting milik sekolah tak tertolong saat banjir menerjang 1 Januari 2020. Sedikitnya 200 siswa sekolah di RT4/9 Kelurahan Rangkapanjaya Baru (RJB), Kecamatan Pancoranmas belum belajar.
Ketua Yayasan Miftahul Huda, Qodir Rais Bidadara menyampaikan, sebagian besar perangkat pendidikan, berupa komputer, printer, buku, dan mushaf Alquran rusak dan tidak bisa digunakan lagi.
Qodir menceritakan, kejadian tersebut berawal dari tanggul Kali Pesanggrahan yang jebol, sehingga merendam sekolah hingga sebatas leher pria dewasa. “Kejadiannya tepat 1 Januari sekitar pukul 11:00 WIB, karena tanggul Kali Pesangrahan jebol,” kata Qodir kepada Radar Depok, Selasa (7/1).
Dia mengaku, telah menyelamatkan beberapa peralatan penting, dan iizasah siswa. Tapi masih banyak yang tidak tertolong. “Yang rusak banyak, mulai dari komputer, printer, peralatan musik, hingga berkas penting milik sekolah,” beber Qodir.
Saat ini siswa juga tidak dapat belajar dengan maksimal, sebagian guru juga masih sibuk membersihkan ruang kelas. Agar siswa bisa kembali belajar. Siswa kelas IX, X dan XI jumlahnya sampai 200-an. “Sudah ada beberapa bantuan tapi belum maksimal,” kata Qodir. (rd)
Jurnalis : Rubiakto (IG : @rubiakto)
Editor : Pebri Mulya (IG : @pebrimulya)
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB