Senin, 22 Desember 2025

Di Depok, Bawang Bombay Sekilo Rp150.000

- Selasa, 17 Maret 2020 | 08:27 WIB
BERBELANJA : Sejumlah pembeli membeli sayuran di Pasar Depok Jaya, Jalan Nusantara Raya, Senin (16/3). FOTO : AHMAD FACHRY/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Emak-emak yang biasa menggunakan bawang bombay saat memasak, sepertinya harus mengganti komoditi ini. Senin (16/3), bawang bulat dan besar tersebut terjadi kenaikan yang gila-gilaan. Seperti di Pasar Cisalak, Cimanggis misalnya, harga bawang bombay sudah menyentuh angka Rp150 ribu per kilogram (Kg)-nya. “Ini malah sudah agak turun, kemarin bahkan sempat mencapai Rp170 ribu perkg-nya,” kata Dadang, seorang penjual cabai dan bawang di Pasar Cisalak kepada Radar Depok, Senin (16/03). Dadang mengatakan, kenaikan harga bawang tersebut sudah terjadi sejak seminggu belakangan.  “Sudah naik dari seminggu yang lalu. Tadinya harganya cuma Rp20 ribu per Kg, sekarang naik drastis,” tuturnya. Sementara itu, kondisi lebih parah terjadi di Pasar Tugu, Cimanggis. Di pasar tersebut bahkan tidak ada pedagang yang berani menjual bawang bombay, karena takut tidak ada warga yang membeli. “Saya udah gak jual, takut gak laku,” kata Siti, pedagang cabai dan bawang di Pasar Tugu. Dia mengungkapkan, pedagang yang lain pun tidak mau menjual bawang tersebut saking tingginya harga per Kg-nya. “Kalau kita jual bisa sampai Rp200 ribu per kg, kan sulit jualnya. Mending gak usah,” tuturnya. Berdasarkan informasi yang dia terima, Siti mengatakan, kenaikan bawang tersebut akibat distopnya impor bawang dari China akibat wabah Korona. “Denger–denger sih karena Korona, jadi impor bawang bombay dari China distop,” tuturnya. Menanggapi isu tersebut, Staf Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok, Imron menjelaskan, kelangkaan bawang bombay di Depok dikarenakan faktor hasil panen di petani yang kurang maksimal, serta tingginya permintaan dari masyarakat. “Mungkin karena faktor panen yang gak maksimal aja sama permintaan banyak,” ujarnya. Ketika disinggung mengenai kaitan dengan penutupan impor bawang bombay dari China karena Korona, Imron tidak menampik hal tersebut. “Mungkin ada kaitannya juga dengan Korona,” tutupnya. Sementara, mengenai upaya untuk menstabilkan harga  bawang bombay, Imron mengaku, tidak melakukan upaya apapun, karena bawang bombay bukanlah komoditi yang masuk dalam pantauan dan pengawasan mereka. “Bawang bombay bukan komoditi pokok, jadi kami tidak melakukan pemantauan,” pungkasnya. (rd)   Jurnalis : Indra Abertnego Siregar  (IG : @regarindra) Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X