SOSOK : Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Depok, A Sukestiwi setelah mengikuti pelatihan, beberapa waktu lalu. FOTO : LUTVIATUL FAUZIAH/RADAR DEPOK   Dialah A Sukestiwi atau lebih akrab di sapa Mba Tiwi. Salah satu pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kota Depok ini memberanikan diri terjun ke bisnis kuliner sejak tiga tahun lalu. Laporan : Lutviatul Fauziah RADARDEPOK.COM - Menjalani bisnis memang tak semudah membalikan telapak tangan, apalagi bisnis kuliner yang saat ini begitu banyak kompetitor dengan berbagai jenis kreasi olahan. Membuat makanan yang cocok di lidah juga menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku usaha kuliner, terutama pemula. Mba Tiwi—sapaan akrab A Sukestiwi—perempuan berusia 52 tahun ini, tinggal di Jalan Tanah Cimo RT5/11 Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji. Dengan bermodalkan nekat, ia beranikan diri jalani usaha kuliner. Didukung keluarga, ia siap menjalani usaha dengan segala risiko. Kini dia membuat kuliner khas Semarang seperti tahu petis, tahu gimbal, lumpia rebung hingga petis kemasan siap santap. Yaaa, apalagi makanan daerah yang kini sulit diterima kalangan milenial, tetapi mba Tiwi terus berusaha agar makanan yang dibuatnya dapat masuk ke lidah siapapun. Dibalut kreasi dan kepandaiannya mengolah masakan, kini usaha yang telah dijalaninya sejak tiga tahun mampu bersaing dengan kuliner kekinian yang hits di pasaran. Bahan yang digunakan pun tak main-main, dirinya menggunakan bahan terbaik agar menjamin kualitas makanan yang dibuatnya. Walaupun demikian, jajanan yang dibuatnya juga sangat ringan di kantong dan tak akan membuat kantong pembeli jebol. Awalnya memang ia hanya berjualan dirumahnya, tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan kecanggihan teknologi yang semakin hari melambung pesat. Kini hasil olahannya dapat dipesan melalui ojek online dengan nama "Jajanan Khas Semarang". Jadi kaum rebahan pun tak perlu khawatir jika lapar tetapi malas untuk keluar rumah. Jatuh bangun pun, pernah ia rasakan saat memulai merintis usaha hingga kini sudah berjalan cukup lama, berbagai pelatihan sering diikuti demi menambah ilmu bisnis kuliner. (*)   Editor : Pebri Mulya