DISKUSI : Pengurus Katar Kecamatan Panmas sedang membahas prospek penjualan nasi kebuli. FOTO : INDRA SIREGAR/RADAR DEPOK   Keterlibatan Karang Taruna (Katar) Kecamatan Pancoranmas (Panmas) dalam usaha nasi kebuli, dianggap menjadi awal yang baik. Bagi kemandirian anggota dan organisasi Katar itu sendiri. Laporan : Indra Abertnego Siregar RADARDEPOK.COM - Jayadi, Ketua Katar Kecamatan Panmas, tampak begitu lahap menyantap nasi kebuli buatan mereka. Tanpa waktu lama, satu piring nasi kebuli lengkap dengan potongan besar daging kambing, habis dilahap pria berambut pirang tersebut. Setelah selesai menikmati nasi kebuli, beberapa saat kemudian dia beranjak ke dalam rumah untuk menjalankan ibadah salat. “Saya tinggal sebentar, mau salat dulu,” kata pria yang akrab di sapa Bray ini. Tak lama setelah kembali, Bray mengatakan, progres usaha nasi kebuli mereka ini perlahan tapi pasti menunjukan tren yang positif. Seluruh anggota katar berpartisipasi mulai dari produksi, pengemasan, hingga pendistribusian. “Kami tetap memantau dan membina anggota kami dalam menjalankan usaha mereka, sehingga mereka bisa terarahkan dengan baik dalam menjalankan usahanya,” tutur Bray. Dia mengungkapkan, dalam perjalanan usahanya, Katar Kecamatan Panmas bisa memasarkan sebanyak 10 hingga 20 porsi nasi kebuli kepada masyarakat. “Sebelum pandemi, perharinya penjualan bisa mencapai Rp400 ribu per hari, hanya saja sekarang menurun menjadi Rp100 ribu. Ini akibat lesunya perekonomian masyarakat selama korona ini,” jelasnya. Dia menambahkan, dari hasil berjualan kebuli tersebut, anggota katar bisa menggunakan anggaran sendiri tanpa harus membuat proposal ke berbagai pihak. Hal ini menandakan, kemandirian organisasi kepemudaan tersebut mulai tampak. “Katar Panmas saat ini sudah bisa mengelola anggaran secara mandiri, berkat adanya usaha ini,” tuturnya. (*)   Editor : Pebri Mulya