MENGENANG : Anak pertama korban, Jaya Wijaya (kiri) dan Istri korban Mumun (kanan) saat memegang foto korban begal Nedi Juaedi (68) di kediamannya, di RT6/10 Kelurahan Pabuaran Mekar, Kecamatan Cibinong, Minggu (5/7). FOTO : ARNET/RADAR DEPOK
Ada cerita tersirat dari tewasnya Nedi Junaedi akibat dibegal, Kamis (2/7) dini hari. Pria yang telah 50 tahun berprofesi sebagai tukang ojek di bawah Gapura Kostrad Cilodong, Jalan Raya Bogor, Depok ini sempat menulis surat wasiat.
Laporan : Arnet Kelmanutu
RADARDEPOK.COM - Jalan lingkungan Kampung Bedahan yang berbatasan langsung dengan Cilodong Depok dengan Kabupaten Bogor, menjadi awal menyusuri kediaman korban pembegalan, Minggu (5/7). Singgah dan bertanya pada warga setempat, sontak langsung mengenal nama Nedi Junaedi. Namanya dikenal karena nyawanya melayang, ditangan pembegal saat bekerja di tengah malam.
Sebuah klinik dua tingkat menjadi patokan utama menuju rumahnya. Jalan sempit dengan lebar hanya sekitar 1,5 meter menuntun langkah menuju rumahnya. Berkelok, menurun hingga sampai di Gang Buntu jalan masuk ke rumahnya.
Tanpa bendera kuning, hanya terpal warna biru membentang di teras halamannya. Suasana duka dan wajah lesu masih terpancar di raut muka seluruh keluarga Nedi. Keheningan keluarga masih terasa di dalam rumah korban.
Anak sulung almarhum Nedi Junedi masih tak percaya bapaknya dibunuh. "Bapak (Almarhum) sudah narik ojek dari dulu, waktu saya masih kecil. Selama ini belum ada yang separah kejadian bapak, baru bapak doang sampai meninggal karena dibegal," terang Jaya diselasar rumahnya RT6/10 Kelurahan Pabuaran Mekar, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Minggu (05/07)
Memang sudah ada pesan aneh yang disampaikan bapak sebelum kejadian ini. Hal yang paling jelas lewat surat wasiat yang bapak buat saat lebaran kemarin. Bapak menyampaikan soal penjualan rumah yang harus dibagi sama rata pada ketiga anaknya. Yaitu Jaya dan kedua adiknya, karena dirasa umur bapak sudah tidak panjang lagi.
Jaya mengatakan, tak hanya itu tanda yang aneh sebelum kepergian Sang Ayah. Dia sempat bermimpi dihadapkan dengan kuburan segar saat tertidur di siang hari. Namun, dia tidak menghiraukan mimpi tersebut. Mimpi itu tepat pada hari Sabtu minggu lalu, dan kejadian pembegalan sang Ayah Kamis (2/7) dini hari sekitar pukul 01:30 WIB.
"Saya nggak pernah kepikiran kalau sampai sejauh ini. Bapak meninggal karena dibegal," tuturnya.
Saat menghembuskan nafas terakhir, Jaya membeberkan ayahnya masih terbaring di kursi panjang Rumah Sakit Sentra Medika. Belum masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena terbentur dengan siapa yang bertanggungjawab.
Dia melihat dengan jelas, benda yang ditancap pelaku di tubuh ayahnya menggunakan obeng, karena luka yang berbentuk kotak. Ada tiga tusukan, pada batang leher belakang dan dua di dada sebelah kanan. Jaya menyampaikan satu tusukan sangat dalam hampir tembus ke tulang paru-paru korban. Tusukan itu yang diduga keluarga membuat korban kesulitan bernafas, hingga menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke RS Sentra Medika.
"Saya datang setelah kerja dari pabrik. Didompet bapak masih ada uang Rp22 ribu sama surat-surat. Ayah dimakamkan di TPU Arrahman Pabuaran dekat sama rumah karena ayah memang asli orang sini," jelas Jaya.
PENINGGALAN : Surat wasiat yang ditulis tangan oleh almarhum saat Idul Fitri 1441 Hijriyah lalu. FOTO : ARNET/RADAR DEPOK
Hal serupa juga diungkapkan istri korban, Mumun. Perempuan paruh baya tersebut juga merasa janggal saat hari itu, suaminya tidak mau makan sama sekali. Biasanya suaminya selalu makan dua kali tanpa ditawarkan atau disuruh sang istri.
"Biasanya dia ngojek mulainya abis Magrib sampai Subuh. Sebelum jalan ngojek dia makan dulu, nanti pulang jam 22:00 WIB buat makan lagi, abis itu narik lagi sampai subuh," beber Mumun.
Mumun pun pernah melarang korban untuk jangan lagi ngojek saat malam hari. Namun korban mengindahkan pesan sang istri, diketahui jatah korban memang pada waktu gelap hingga waktu terang.
"Ngojek di cilodong memang ada dua shift. Pagi sama malam, waktu itu sudah diatur. Nanti kalau bapak pagi sampai siang nanti pasti jadi omongan sama yang bagian siang. Jadi mau tidak mau bapak narik malam," tandasnya. (*)
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB