TERBANGKAN : Anggota Tongkrongan Belakang saat akan memainkan layangan koang hantu di tanah merah, Kecamatan Sukmajaya beberapa waktu lalu. FOTO : DICKY/RADAR DEPOKUsai merangkain layangan koang hantu. Tongkrongan Belakang mencoba menerbangkan. Sukses, layangan koang hantu berhasil terbang dan menjadi perhatian masyarakat sekitar. Bahkan, layangan hantu milik hasil kreasinya menjadi viral di Media Sosial (Medsos).Laporan : Dicky Agung PrihantoRADARDEPOK.COM - Menggunakan empat sepeda motor dan dua sepeda, anak tongkrongan belakang menuju tanah merah di jalan KSU, Kecamatan Sukmajaya. Sebanyak dua layangan koang hantu dan satu layangan Wau diterbangkan Tongkrongan Belakang.
Kreator Layangan Hantu, Syahrul mengatakan, layangan koang hantu tidak dapat diterbangkan di kondisi lapangan yang sempit, sehingga membutuhkan lapangan yang luas. Selain faktor tempat, kondisi kabel menjadi salah satu perhitungannya saat diterbangkan.
“Kami memilih lapangan merah di Jalan KSU untuk menerbangkan layangan Koang Hantu,” ujar Syahrul.
Sambil sesekali menginstruksikan temannya untuk melepas layangan Koang Hantu yang akan diterbangkan, Maulana mengungkapkan, layangan hantu sukses menjadi perhatian masyarakat disekitar lapangan. Tidak sedikit masyarakat mengabadikan layangan hantu Kuntilanak dan Pocong di kamera ponsel milik masyarakat.
Hasilnya, lanjut Syahrul layangan koang jenis hantu menjadi viral di media sosial di Kota Depok. Bahkan, beberapa media baik fotrografer maupun media elektronik mendatangi tempatnya untuk mengambil gambar dan mewawancarai kelompoknya. Kepuasan tersendiri dirasakan kelompoknya karena berhasil menghilangkan kejenuhan selama libur pandemi, dengan membuat karya yang disukai masyarakat.
“Secara tidak langsung kami senang apa yang kami perbuat dan mendapatkan apresiasi masyarakat,” terang Syahrul.
Syahrul menuturkan, setelah viral di media sosial, instagram milik temannya mendapatkan respon masyarakat dan ingin membeli layangan koang hantu. Layangan Koang Hantu ingin dibeli masyarakat seharga Rp100 ribu. Namun layangan tersebut tidak di jual dikarenakan masih tahap uji coba dan hanya luapan kreatiftas.
Syahrul mengatakan, apabila layangan tersebut di jual, dia mengkawatirkan layangan tersebut membuat masyarakat kecewa, karena pada niat awal hanya berkarya bukan mencari uang.
“Takutnya layangannya kurang bagus dan yang beli merasa kecewa,” tutup Syahrul. (rd/dic)Jurnalis : Dicky Agung Prihanto (IG : @iky_slank)Editor : Pebri Mulya