Senin, 22 Desember 2025

Lebih Dekat dengan Komunitas Jamrud Cycling Community : Gowes Bareng Tetangga, Tetap Disiplin Saat di Jalan (1)

- Selasa, 25 Agustus 2020 | 09:03 WIB
GUYUB : Anggota Komunitas Jamrud Cycling Community (JCC) lengkap dengan kostum andalan, berfoto bersama saat gowes, beberapa waktu lalu. FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   Tak terhitung jumlah komunitas sepeda di Kota Depok. Mulai dari sepeda lipat, MTB hingga BMX. Tidak hanya sekedar sedang hits, tetapi eksistensi mereka juga patut diacungi jempol. Seperti dilakukan Komunitas Jamrud Cycling Community Kota Depok. Laporan: Arnet Kelmanutu RADARDEPOK.COM - Siang itu, kayuhan pedal sepeda cukup menuntun warga berolahraga di perumahan Permata Cimanggis Cluster Jamrud, Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos. Awalnya iseng gowes bareng sesama tetangga untuk menjaga stamina di usia senja. Akhirnya terbentuklah komunitas sepeda di perumahan ini dengan nama Jamrud Cycling Community (JCC), tepatnya di RW20. Seperti pecinta sepeda lainnya, komunitas ini memilih akhir pekan sebagai hari untuk mengayuh sepeda bersama. Di dalamnya tidak hanya diisi oleh pengguna sepeda berjenis sepeda lipat, ada juga yang memiliki sepeda Mountain Bike atau MTB, hingga jenis BMX. "Kita juga sambil kulineran, makan di tempat yang seru. Kadang menelusuri perbukitan hanya untuk melepas rasa lelah, sambil ngopi pastinya," ungkap Ketua JCC, Eka Prasetyo Aji. Lambat laun, peminat yang ingin bergabung ke JCC semakin bertambah. Saat ini ada 25 orang yang rutin mengayuh sepedanya setiap Sabtu pagi. Biasanya dimulai setelah salat Subuh dengan titik kumpul di pos security perumahan. GUYUB : Anggota Komunitas Jamrud Cycling Community (JCC) lengkap dengan kostum andalan, berfoto bersama saat gowes, beberapa waktu lalu. FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   Tak perlu khawatir, jika ada Surat Izin Mengendarai (SIM) untuk sepeda, mereka akan mengantongi. Sebab kedisiplinan di jalan menjadi hal utama selama perjalanan, dengan tetap berada di jalur kiri baris memanjang ke belakang. "Kalau belok atau lainnya, kita wajib berhenti. bukan jalan pelan sambil belok. Karena khawatir mengancam keselamatan kita atau pendera lain. Biar menikmati sepedaan kalau disiplin," papar Eka dengan topi ala pesepeda yang tertekuk ke atas. Perbincangan masih terus berlanjut, dengan disuguhkan kopi panas dalam gelas beling. (*)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X