LISTRIK : Konsumsi listrik di Kota Depok yang didominasi kelompok rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 15 persen. FOTO : ISTIMEWA
RADARDEPOK.COM, DEPOK – Lagi-lagi, warga Depok harus bayar listrik merogok kocek lebih dalam. Berdasarkan data PLN Kota Depok, kelompok rumah tangga paling banyak memakai listrik hingga 15 persen. Naiknya konsumsi listrik dipicu masih banyak warga yang bekerja di rumah.
Manajer PLN UP3 Kota Depok, Putu Eka Astawa menjelaskan, selama Pandemi Covid-19 memang mempengaruhi konsumsi listrik. Khususnya, bagi kelompok rumah tangga. Menurut data yang ada, konsumsi listrik kelompok rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 15 persen.
Menurutnya, kenaikan ini didominasi pelanggan lama yang rata-rata menaikkan daya listrik 1 tingkat, di atas daya listrik yang selama ini digunakan.
“Paling banyak rata-rata warga Depok menaikkan daya dari 1300 ke daya 4400-5500 VA,” ujarnya kepada Radar Depok, Minggu (13/09).
Putu menjelaskan, kenaikan ini sudah terlihat sejak Juni, dibandingkan Maret-Mei yang naiknya tidak seberapa. Selain untuk mendukung warga bekerja di rumah, konsumsi listrik yang meningkat ini juga dipengaruhi pemakaian alat rumah tangga. Misalnya saja, alat elektronik, pompa air, AC/pendingin ruangan, dispenser, rice cooker, dan kompor listrik.
“Kenaikan ini tentang persoalan lamanya pakai peralatan, jadi belum tentu ada penambahan alat elektroniknya,” jelasnya.
Sampai hari ini, sekitar 7.500 warga Depok sudah mendaftarkan kenaikan daya dan ada yang menjadi pelanggan baru. Kini, pelanggan sedang dilayani PLN secara bertahap.
“Jumlah yang terbilang banyak ini, juga membuat mereka harus mengantre dan sabar menunggu dalam beberapa hari kerja,” bebernya.
LISTRIK : Konsumsi listrik di Kota Depok yang didominasi kelompok rumah tangga mengalami kenaikan rata-rata 15 persen. FOTO : YUNIAR/RADAR DEPOK
Demi menghemat pemakaian listrik, Putu menyarankan warga Depok menggunakan listrik seperlunya. Lebih baik dimatikan jika listriknya tidak dipakai.
“Bisa juga menggunakan alat elektronik yang ramah energi seperti pendingin ruangan yang sudah punya teknologi hemat listrik,” terangnya.
Perlu diketahui, di balik konsumsi listrik kelompok rumah tangga yang meningkat, ada pelaku usaha yang merasa lega karena bisa menghemat listrik dan menekan biaya operasional bulanan. Khususnya saat diberlakukan pembatasan sejak beberapa bulan lalu. Pemilik restoran Sunda, Retno Wulandari menjelaskan, sekalipun usahanya mengalami sedikit penurunan karena efek pandemi Covid-19. Setidaknya keuangan masih stabil, karena listrik yang banyak dikonsumsi pada malam hari tidak lagi digunakan.
“Pasrah saja dengan kebijakan pemerintah, diminta tutup jam 6 sore ya tutup saja toh listrik juga lebih bisa di hemat. Biarin saja konsumsi listrik di rumah membengkak, masih ada suami juga yang bantu bayar. Kalau di resto kan alokasi uang listriknya murni dari usaha saya,” katanya saat ditemui di tempat usahanya. (rd/cr1)
Jurnalis : Yuniar
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB