Senin, 22 Desember 2025

Warga Masih Awam Soal Bright Gas

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 09:39 WIB
KEBIJAKAN GAS : Salah satu pekerja saat merapikan tabung biru gas 12 kg dan bright gas di dalam mobil truk yang ada di Agen Gas KSU Karya Jaya, Jalan Raden Saleh, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin (19/10). FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK – Penarikan bertahap tabung biru gas elpiji 12 Kg pada November mendatang dan diganti dengan bright gas, ternyata belum sepenuhnya di ketahui oleh masyarakat, khususnya agen elpiji. Salah satunya Agen gas 12 Kg KSU Karya Jaya, Haji Oom di Jalan Raden Saleh, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin (19/10). Haji Oom mengaku, hingga saat ini semua pendistribusian gas masih normal seperti biasa, tidak ada perbedaan signifikan. Harganya pun beragam dari Rp150 ribu hingga Rp200 ribu, tabung biru maupun bright gas, tergantung permintaan dari warung. "Saya belum dengar info adanya penarikan elpiji tabung biru. Sekarang masih menyuplai ke warung seperti biasa. Permintaan di warung juga tidak berubah," ungkap Haji Oom kepada Radar Depok. Ia mengaku, setiap hari menyuplai ratusan gas melon 3 Kg, dan puluhan elpiji 12 Kg, baik tabung biru maupun bright gas dengan ukuran yang sama 12 Kg, ke puluhan warung di Kecamatan Sukmajaya dan sebagian Cilodong. “Yang paling tinggi permintaan yaitu gas melon. Kalau tabung biru dan bright gas tidak terlalu banyak di sebar ke warung,” tuturnya. Ia mengungkapkan, biasanya yang menggunakan bright gas serta tabung biru dari kalangan menengah ke atas atau industri besar. Seperti rumah makan dan restoran. Ada beberapa pelanggan rumahan yang menggunakan tabung biru, namun hanya beberapa saja. KEBIJAKAN GAS : Salah satu pekerja saat merapikan tabung biru gas 12 kg dan bright gas di dalam mobil truk yang ada di Agen Gas KSU Karya Jaya, Jalan Raden Saleh, Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Senin (19/10). FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   "Apalagi yang bright gas, lebih sedikit permintaannya dari tabung biru. Mungkin masyarakat masih awam menggunakan bright gas," ungkap Haji Oom. Sementara, salah satu warung di kawasan Cilodong, Idrus mengatakan, hanya menyiapkan tabung biru empat sampai lima buah, mengingat permintaannya tidak terlalu banyak. Jumlah segitu, bisa habis sampai 2 hingga 3 bulan. "Cuma sedikit stok tabung biru, jarang yang beli. Paling orang perumahan yang dekat di sini. Kalau masyarakat biasa belinya gas 3 kg," beber Idrus. Bahkan, Idrus tidak menyiapkan stok bright gas di warungnya. Sebab tidak pernah ada pembeli yang menanyakan soal bright gas, sehingga tidak disediakan di warung tersebut. Terpisah, warga Jalan Angin Mamiri, Kecamatan Sukmajaya, Guntur menuturkan, tidak mengetahui akan adanya penarikan tabung biru gas 12 Kg. Jika pun memang terjadi, ia berharap ada kejelasan harga dan kualitas, serta alasan mengapa terjadi perpindahan dari tabung biru ke bright gas. "Saya sudah puluhan tahun pakai tabung biru. Bisa abis dalam 4 sampai 5 bulan untuk memasak di rumah," tuturnya. Ia pun enggan jika peralihan tersebut membawa dampak yang menguras koceknya lebih dalam, karena harganya lebih mahal. Namun, kualitas tidak ada perbedaan, bila hanya pada kemasan semata. Sebab sejauh ini, keamanan tabung biru tidak ada masalah, seperti yang kerap di alami tabung melon gas 3 kg. "Kalau sama saja, hanya beda dikemasan untuk apa ada peralihan. Karena menurut saya, tabung biru aman saja," tandasnya. (rd/arn)   Jurnalis : Arnet Kelmanutu Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X