Senin, 22 Desember 2025

Mengenal Dewi Andarwati Pemilik Dapur Pandawa : Pangkas Biaya Produksi, Berharap Pandemi Berakhir (3-Habis)

- Selasa, 20 Oktober 2020 | 09:25 WIB
IKUT PAMERAN : Budew bersama rekannya saat mempromosikan kue buatannya kepada Sandiaga Uno. FOTO : ISTIMEWA   Dibalik kesuksesan Dapur Pandawa, Dewi Andarwati kini tengah dirundung kecemasan, lantaran pandemi Covid-19 yang melanda Kota Depok. Sebab, kedatangan virus dari Tiongkok ini membawa dampak buruk bagi perekonomiannya. Laporan: Indra Abertnego Siregar RADARDEPOK.COM - Dewi Andarwati beranjak kembali ke ruang tamu di rumahnya. Perempuan ini tampak sangat religius. Selain mengenakan busana muslimah, di rumah berukuran megah tersebut juga banyak terpampang ornamen Islami, seperti seni kaligrafi yang tertempel di dinding rumah. Dia mengatakan, pandemi Korona saat ini sangat berpengaruh kepada kelancaran usahanya. Sebab, sudah sejak dua bulan belakangan orderan kuenya terus menurun. “Dua bulan ini orderan turun. Biasanya sehari saya produksi 20-40 boks, sekarang hanya bikin sepuluh boks aja,” ungkap Budew—biasa Dewi Andarwati—disapa. Tak terasa waktu sudah pukul 16:30 wib, tiga orang karyawan Dapur Pandawa selesai merapikan ruang produksi. Satu persatu mereka berpamitan dengan Budew. Budew mengatakan, jika dia tengah berada di jurang kebimbangan. Hal ini lantaran omsetnya kian menurun dari hari  ke hari, lantaran perekonomian masyarakat yang semakin merosot sejak pandemi. Kebimbangan Budew ini beralasan. Sebab, mau tak mau dia harus mengurangi jumlah karyawan hingga opsi yang paling buruk memutus hubungan kerja dengan semua karyawannya karena sudah tidak sanggup membayar gaji mereka. IKUT PAMERAN : Budew bersama rekannya saat mempromosikan kue buatannya kepada Sandiaga Uno. FOTO : ISTIMEWA   “Keuangan sudah sangat menipis, kemungkingan minggu depan saya tidak mempekerjakan karyawan saya dulu,” bebernya. Dia menjelaskan, usaha kue ini akan tetap dipertahankan. Hanya saja, dia akan melakukannya secara mandiri tanpa bantuan orang lain untuk memangkas biaya produksi. Menurutnya, dia sanggup melakukan itu lantaran pesanan kue yang kian hari kian menurun. “Saya akan memproduksi kue hanya berdasarkan pesanan aja, gak bikin stok lagi seperti sekarang,” terangnya. Dia berjanji, jika perekonomian masyarakat sudah kembali pulih, dan penjualan kue miliknya kembali meningkat, ketiga karyawannya tersebut akan dipanggil kembali untuk bekerja membantunya membuat kue. “Saya sebenernya gak tega memberhentikan mereka. Tapi, jika keadaan sudah normal kembali pasti saya akan mempekerjakan mereka kembali,” pungkasnya. (*)   Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X