Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita.
RADARDEPOK.COM, DEPOK – Di masa pandemi Covid-19 ini, warga Kota Depok diminta waspada terhadap penyakit lain. Memasuki musim pancaroba, populasi nyamuk mulai meningkat dan dapat mengakibatkan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita mengatakan, selain menerapkan 3M untuk mencegah Covid-19, masyarakat juga harus tetap menjaga kebersihan di rumahnya masing-masing.
“Artinya masyarakat harus selalu waspada akan penyakit lain, walaupun Covid-19 masih ada di sekitar kita,” tutur Novarita kepada Radar Depok.
Dia menjelaskan untuk mencegah DBD, Dinkes Kota Depok menyarankan agar masyarakat melakukan gerakan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN).
“Kita harus menjadi juru pemantau jentik (jumantik) di rumah masing-masing,” ujarnya.
Meski begitu, ia tidak menyarankan penyemprotan fogging. Karena menggunakan zat-zat kimia akan merusak ekosistem lingkungan sekitar.
“Untuk pencegahan saya lebih menyarankan gerakan PSN, daripada fogging,” terangnya.
Selain itu, dia menegaskan penyemprotan fogging hanya akan membunuh nyamuk-nyamuk besar dan tidak memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk. Karena jentik-jentik nyamuk tidak akan hilang akibat fogging.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita.
“Semoga semakin banyak keluarga yang menjadi jumantik. Satu rumah satu jumantik, sehingga kita semua dapat menjaga keluarga masing-masing. Kalau nyamuk sudah tidak ada, maka akan terhindar juga dari DBD,” tuturnya.
Terpisah, Direktur RSUD Kota Depok Devi Maryori menuturkan, masyarakat diharapkan selalu menjaga kebersihan dan melaksanakan 3M agar terhindar dari DBD. Yaitu Menguras penampungan air, Menutup rapat tempat penampungan air, dan Memanfaatkan kembali barang bekas yang memiliki potensi menjadi sarang nyamuk.
“Selain 3 M untuk covid-19, warga disarnkan tetap melaksanakan 3M buat cegah DBD,” ujarnya.
Berdasarkan data RSUD Kota Depok, jumlah penderita DBD tahun 2020 setiap bulannya semakin menurun. Yaitu Januari sebanyak 89 pasien, Februari 122 pasien, Maret 119 pasien, April 77 pasien, Mei 11 pasien, Juli dua pasien, Agustus tiga pasien, dan Oktober satu pasien.
“Kalau melihat data tahun kemarin kasus meningkat pada awal tahun, karena musim penghujan di Indonesia,” pungkasnya. (rd/cr3)
Jurnalis : Putri Disa
Editor : Pebri Mulya
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB