Minggu, 21 Desember 2025

Stres PJJ, Tingkatkan Rasa Humor

- Selasa, 1 Desember 2020 | 09:51 WIB
DISKUSI : Pokja Wartawan Depok selepas menggelar forum diskusi, di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Senin (30/11). FOTO : INDRA/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, PONDOK CINA - Pandemi Covid-19 berdampak serius pada berbagai sektor. Yang terimbas cukup parah adalah sektor pendidikan, yang akhirnya berpengaruh juga pada psikologis seseorang. Diketahui, salah satu pemicunya adalah metode pembelajaran jarak jauh atau PJJ, melalui media internet. Selain karena beban tugas yang menumpuk, tingkat stres semakin bertambah karena biaya operasional yang membengkak. Umumnya, kondisi itu dialami para orangtua, yang akhir-akhir ini memiliki peran tambahan sebagai guru dadakan. Namun ternyata, kondisi psikis terkait hal itu juga dapat terjadi pada anak-anak atau remaja. Bahkan, mereka yang masih berusia balita berstatus pelajar Taman Kanak-kanak (TK) atau PAUD. Pengamat psikolog dari Universitas Pancasila (UP), Putri Langka menuturkan, gejala stres pada anak usia dini paling mudah terlihat dari perilakunya. “Biasanya banyak ngambek, marah, tapi marahnya anak kecil,” katanya saat menjadi pembicara dalam forum diskusi Pokja Wartawan Depok bersama Pjs Wali Kota Depok, Dedi Supandi, di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Senin (30/11). Sedangkan gejala stres pada usia remaja agak sedikit berbeda. “Kalau remaja sering uring-uringan, sensi banget, orangtua ngomong apa interpretasi apa ini kerap terjadi pada usia SD. Nah biasanya kalau usia remaja tingkat SMP dan SMA dia rebel, bales-balesan sama orangtuanya,” tutur Putri Untuk mensiasati hal tersebut, Putri menyarankan para orangtua untuk bisa menahan emosi. “Pada saat anak-anak eskalasi kemarahan murungnya sudah tinggi, berarti anak-anak sudah stres. Orangtua harua turun juga tensinya, kalau enggak nanti enggak karuan karena semua saling teriak.” Kunci dari persoalan ini, menurut Putri adalah menekan tuntutan dalam diri sendiri. Jangan terlalu berat menuntut diri sendiri, karena ia yakin orang tua juga banyak kegiatannya. “Enggak semua orang tua beruntung bisa mendampingi anaknya di rumah karena harus bekerja,” bebernya. DISKUSI : Pokja Wartawan Depok selepas menggelar forum diskusi, di Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji, Senin (30/11). FOTO : INDRA/RADAR DEPOK   Lebih lanjut koordinator bidang humas Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Jakarta itu mengatakan, disaat-saat seperti ini harus lebih memperbanyak rasa humor. “Jadi misalnya ditelpon sama guru, anaknya hilang dari zoom, tinggal dicari, ternyata lagi kabur kemana gitu. Intinya kita mungkin perlu punya rasa humor yang tinggi, jadi kita enggak terlalu stres juga,” jelasnya Setelah itu, biasakan ajak buah hati untuk berdiskusi dengan mencoba memahami persoalan yang dihadapi. “Paling kalau saya bilang ke anak saya, nanti malam kita diskusi, kok tadi siang bisa pergi dari zoom dan sebagainya,” tuturnya. Putri mengatakan, idealnya orangtua harus bisa menciptakan stimulus agar anak tidak bosan belajar di rumah. “Tapi saya yakin orangtua juga punya keterbatasan. Karena itu, kita dimasa sekarang tidak bisa menuntut terlalu keras kepada diri sendiri dan anak,” ujarnya Cara efektif lainnya untuk mengatasi persoalan tersebut, kata Putri adalah mengikuti kemauan si anak. Prinsip utama belajar, kata Putri, harusnya menyenangkan dan ini berlaku pada semua level. Baik itu usia dini maupun mahasiswa. “Kalau anak enggak mau duduk diam ketika lagi belajar di zoom, saya rasa anak TK wajar, kalau masanya dia mau lari-lari ya udah gedein saja volumenya, asal dia dengar suara gurunya.” Dengan demikian, lanjut Putri, disitu anak akan belajar memfungsikan semua panca indranya. “Visual, auditori, kinestetik, yang penting stimulusnya jalan terus. Enggak apa-apa kita juga enggak bisa maksa anak TK duduk terus-terusan, biar aja yang penting dia bisa dengerin gurunya. Itu dulu,” pungkasnya. (rd/dra)   Jurnalis : Indra Abertnego Siregar Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X