Senin, 22 Desember 2025

169 Ular Dievakuasi Sepanjang 2020

- Sabtu, 5 Desember 2020 | 09:25 WIB
EVAKUASI : Warga bersama dengan petugas berhasil menangkap ular di salah satu permukiman masyarakat. FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   RADARDEPOK.COM, DEPOK Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok mendata, sebanyak 169 satwa ular berhasil dievakuasi sepanjang tahun 2020, mulai dari bulan Januari hingga November. Evakuasi paling banyak dilakukan pada permukiman warga. Kabid Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo Hutauruk mengatakan, sesuai dengan catatan yang di rekap pihaknya, bulan januari adalah jumlah paling terbanyak yaitu sebanyak 33 ular dengan berbagai jenis. "Iya itu menurut catatan kita. Kalau di bulan November ada sebanyak 20 ular. Kenapa Januari banyak karena masih dalam perpindahan musim dari hujan ke kemarau," terangnya kepada Radar Depok. Denny menjelaskan, evakuasi ular yang ditangkapun beragam, mulia dari kobra, anak kobra, piton, ular sawah, dan ada beberapa ular yang tidak berbahaya karena tidak memiliki bisa. Terkait wilayah, pihaknya mencatat sepanjang bulan November, diantaranya Kecamatan Bojongsari dan Kecamatan Tapos. Hasilnya pun cukup mencengangkan karena terdapat telur cobra. "Untuk telur kobra, kami dapat 10 telur di Kecamatan Bojongsari, dan di kecamatan tapos kami dapat satu induk kobra dan enam anak kobra," beber Deni, Selasa (1/12). Selain ular, Denny melanjutkan, penanganan satwa juga dilakukan pada monyet dan biawak. Banyak ditemukannya satwa tidak terlepas dari habibat aslinya yang terusik dengan pembangunan. Menurutnya, alih fungsi lahan yang mendorong satwa memasuki permukiman masyarakat. EVAKUASI : Warga bersama dengan petugas berhasil menangkap ular di salah satu permukiman masyarakat. FOTO : ARNET/RADAR DEPOK   “Contohnya yang dahulunya perkebunan telah berubah menjadi perumahan sehingga satwa mencari tempat baru, namun menyasar ke permukiman masyarakat,” kata Denny. Denny menuturkan, guna menghindari perpindahan satwa ke permukiman masyarakat, masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungan maupun rumah. Denny tidak ingin masyarakat yang tidak peduli dengan kebersihan lingkungan, menjadikan satwa bersarang di lingkungan yang kurang mendapatkan perhatian masyarakat. “Satwa yang kami tangkap, kami lepaskan kembali ke habitatnya karena kami tidak memiliki penangkaran,” tutup Denny. (rd/arn)   Jurnalis  : Arnet Kelmanutu Editor : Pebri Mulya

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X