RADARDEPOK.COM - Jeremmy pertama kali mengenal catur saat menginjak usia delapan tahun. Tepat saat dia kelas 3 SD. Memiliki uang Rp10 ribu bocah cilik ini tertarik pada sebuah buku yang mengajarkan bermain catur. Dia memutuskan beli buku tersebut. Laporan : Arnet Kelmanutu Jalan terbuka melalui buku yang Jeremmy beli dengan harga sepuluh ribu rupiah alias ceban, yang tak jauh dari sekolahnya saat itu. Buku yang memberikan cara dan langkah bermain catur dipelajarinya. Olahraga 64 petak tersebut dipelajarinya sambil berbicang dengan sang ayah bernama Yosef. Seiring berjalan waktu dengan dukungan keluarga, Jeremmy mulai menapaki perlombaan, dari kejuaraan tingat lingkungan sampai Nasional. “Awalnya aku penasaran, jadi beli, terus tertarik. Sekarang aku kelas 3 SMP, aku belajar catur dari kelas 3 SD,” jelasnya saat berbincang dengan Radar Depok pada satu kesempatan. Jeremmy yang kini berstatus sebagai murid SMPN 3 Depok, dinobatkan sebagai Master Catur Cilik Nasional setelah berhasil meraih tiga besar dalam Kejuaran Catur tingkat Nasional di Kota Ambon. “Iya disana aku kalah pas final. Aku jadi juara 2 dan juga dinobatkan sebagai Master Chesse cilik ,” katanya dengan nada ke kanak-kanakan. Gelar tersebut di dapat sekitar tiga tahun lalu, yang artinya saat berusia sebelas tahun Jeremmy telah didapuk sebagai master catur. Kini dia akan fokus sekolah, jika berkesempatan akan membawa nama Depok dalam kejuaraan yang ada. “Saat kejuaraan itu, aku jadi satu-satunya orang yang wakilin Jawa Barat,” ucapnya sambil tersenyum. Prestasinya tak berhenti sampai disana, Pemerintah Kota wajib melongok kemampuan serta talenta yang di miliki Jeremmy, agar dapat berdampak baik bagi bocah tersebut serta Kota Depok. (bersambung) Editor : Fahmi Akbar