RADARDEPOK.COM, DEPOK – Harga kedelai di Kota Depok masih tinggi, yaitu Rp8 ribu. Kenaikan tersebut sudah terjadi sejak Ramadan hingga Rabu (2/6). Penjual dan pengrajin Tempe Pasar Musi, Turati (42) menjelaskan, harga kedelai sebelum bulan Ramadan hanya Rp4 ribu. Namun, kini berada diharga Rp8 ribu. "Saya ambil dari agen kedelai langsung di Pasar Agung. Sekarang harganya masih tinggi sih," ungkap Turati kepada Radar Depok. Hal ini tentunya berdampak pada penjualan eceran tempe. Untuk satu tempe dengan ukuran 7 centimeter dibandrol Rp5 ribu sampai Rp7 ribu. “Sebelumnya paling harganya Rp4 ribu sampai Rp5 ribu,” beber Turati. Namun kenaikan harga kedelai, ditambahkannya tidak menurunkan penjualannya. Setiap hari dia mampu menjual 30-40 potong tempe. Bahkan harga kedelai pernah mencapai harga Rp10 ribu. “Tapi sudah ada penurunan seribu dan dua ribu minggu ini. Tapi tetap harga masih tinggi, belum ada rencana turun seperti semula,” bebernya. Setiap harinya, Turati bersama rekannya membuat 60 kilogram kedelai, dan dapat menghasilkan potongan tempe sebanyak 240 potong. Jumlah tersebut disebar ke berbagai pedagang di pasar tradisional kawasan Sukmajaya. “Ada sekitar 10 pedagang yang kami suplai tempe, semua di pasar Sukmajaya, dan pedagang kecil di rumah warga,” lanjutnya. Hal berbeda disampaikan Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Depok, Zamrowi menerangkan bahwa harga tempe perkilogram tercatat tidak mengalami kenaikan. Harga perkilogram tempe menyentuh harga Rp10 ribu. “Menurut catatan kami, di pasar kemiri muka harganya Rp10 ribu, tapi tidak semua harga di pasaran sama,” katanya. Namun harga berbeda, lanjut Zamrowi ditemukan di Pasar Cisalak. Pada pasar tersebut, harga tempe perkilogram mencapai Rp12 ribu. Tapi dipastikan harga tempe masih dalam taraf kondusif. (rd/arn)   Jurnalis: Arnet Kelmanutu Editor: M. Agung HR