RADARDEPOK.COM, DEPOK – Pedagang hewan kurban mulai ramai di sejumlah wilayah Kota Depok. Hewan kurban yang ditawarkan dari sapi jenis Bima hingga Limosin. Tak hanya itu, harganya pun bervariasi, Rp20 juta hingga Rp70 juta.
Salah satu pedagang hewan kurban, Naisya Qurban menerangkan bahwa mempersiapkan 188 ekor sapi berjenis Bima. Diketahui sapi dari bima terkenal dengan tulangnya yang kecil dan lemak sedikit.
“Kami hanya jual sapi Bima. Kualitasnya bagus, dagingnya pasti banyak karena tulangnya kecil dan lemak yang sedikit,” terang Naisya kepada Radar Depok.
Lapak Naisya Qurban di Jalan KSU Raya ini menyediakan harga yang cukup beragam, mulai dari harga Rp15 juta hingga harga tertinggi Rp75 juta. Namun harga tersebut, tergantung dari bobot sapi. “Iya tergantung, kalau semakin berat pasti semakin mahal. Di kami ada ukuran yang 200 kilo sampai 400 kilo,” katanya.
Naisya mengatakan bahwa ketika awal pandemi tahun 2020 ia tidak menjual sapinya, tapi pada tahun ini kembali menjajakan hewan kurban. Selama kurang lebih satu bulan berdiri di lokasi tersebut sudah satu atau dua orang yang sudah melakukan pemesanan.
“Yang nanya sudah banyak, pesan juga sudah ada. Satu atau dua orang setiap hari pasti ada yang datang,” tambahnya.
Terpisah, pedagang sapi di Jalan Bahagia Raya, Purnomo Purwanto (54) menerangkan, sejauh ini penjualan belum mengalami peningkatan, sebab Hari Raya Idul Adha masih sekitar satu bulan. “Tapi memang untuk pemesanan sudah ada, seperti masjid dari DKM nya sudah melakukan pemesanan, dan itu biasanya lagganan saya,” tutur Purnomo kepada Radar Depok.
Sejauh ini diterangkannya, sudah ada sepuluh pembeli yang melakukan pemesanan dengan melakukan pembayaran di muka, seluruhnya adalah dari pesanan Masjid. Sehingga telah masuk masa perawatan secara khusus. “Kalau sudah dilakukan DP, langsung kami pisahkan dan dirawat sampai hari H pengambilan,” tambah Purnomo.
Ia membeberkan, di lapak dagangnya menawarkan khusus sapi Limosin, dengan harga penjualan mulai Rp20 juta sampai Rp70 juta. Bobotnya sendiri, mulai dari 250-500 kilogram. Ia menilai, pandemi memengaruhi penjualan. Sebelum covid-19 penjualan dalam satu bulan mencapai 20 ekor, dan saat pandemi mengalami penuranan hingga 50 persen.
“Sejak pandemi dari tahun lalu, sebulan itu paling banyak terjual 10 sampai 15 ekor. Tapi selama pandemi harga tidak naik tapi kualitas tetap. Karena tujuannya memang ibadah,” tandas Purnomo. (rd/arn)
Jurnalis: Arnet Kelmanutu
Editor: M. Agung HR
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB