Senin, 22 Desember 2025

Depok Belum Pastikan PTM

- Jumat, 18 Juni 2021 | 08:16 WIB
RADARDEPOK.COM, DEPOKKota Depok belum bisa memastikan akan melangsungkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tahun ajaran 2021. Hal ini dikarenakan jumlah kasus covid-19 di Kota Depok terus melesat tajam, sehingga Dinas Pendidikan Kota Depok masih harus memastikan kesiapan seratus persen. “Ini kami sedang lakukan pembahasan, kami ingin persiapan terlebih dahulu. Dalam hal ini sekolah harus benar-benar siap 100 persen,” tegas Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Mohammad Thamrin, Kamis (17/6). Thamrin menerangkan, kesiapan tersebut meliputi kesiapan tenaga pendidik, yang diharpakan sudah melakukan vaksinasi serta pihak sekolah harus serius dan siap dalam memfasilitasi sarana protokol kesehatan, mulai dari handsanitizer, masker cadangan, hingga rutin  menyemprotkan disinfektan. Disdik akan berkoordinasi dengan orang tua siswa terkait kesiapan untuk memulai PTM tahun ini. Misalnya kesiapan menjemput sang anak atau siswa. Sehingga perencanaan PTM bukan lagi membahas tentang ketersediaan orang tua atau tidak untuk dimulainya PTM. “Ada beberapa poin yang kami siapkan, termasuk antar jemput, bekal makan minum karena kantin tutup, menyiapkan masker cadangan,” ungkapnya. Thamrin membeberkan, bahwa pihaknya sangat peduli kepada orang tua yang anaknya melangsungkan PTM. Sehingga sedang persiapan mendata vaksinasi guru. Untuk jumlah SMP sekitar 70 sampai 80 persen, guru SD 70 persen, TK-PAUD sekitar 40 hingga 50 persen. “Setiap harinya ada vaksin, bahkan kemarin vaksin massal. Tapi mau kami kroscek siapa yang sudah dan siapa yang belum,” bebernya. Dari persiapan ini, sedang menyiapkan juknis terkait pedoman pembelajaran di masa pandemi di Semester 1, termasuk juga draft Perwal yang sedang dibahas soal diizinkan atau tidaknya. “Jika situasi membaik mungkin kebijakannya ada PTM terbatas, karena tidak bisa tiap hari anak ke sekolah. Mungkin dalam seminggu bisa satu atau dua kali. Maksimal siswa dalam kelas 20,” terang Thamrin. Terkait tenaga pendidiknya, Thamrin menjelaskan juga tidak tiap hari hadir ke sekolah. Kemudian jika sekolah tersebut berada di RW yang zona merah, dipastikan tidak akan diizinkan. “Termasuk juga siswa dan guru yang bertempat tinggal di zona merah dan oranye dilarang ke sekolah, jika memang ada PTM. Kalau nanti tertutup kami siapkan juknis tentang Pembelajaran Jarak Jauh,” ungkapnya. Terpisah, orang tua siswa yang anaknya sekolah di SMAN 3 Depok, Dian Nuraeni menerangkan seluruhnya diserahkan kepada pemerintah. Menurutnya, pemerintah bersama satgas mempunyai data yang valid untuk sekolah mana yang harus memulai PTM. “Saya serahkan kepada pihak sekolah dan pemerintah. Jika mereka nilai layak melangsungkan PTM, silakan dilakukan. Yang harus menjaga prokes ketat, karena ancamannya anak saya dan siswa lainnya,” kata Dian kepada Radar Depok. Namun, dirinya bukan tanpa persiapan sebagai orang tua. Tentunya, keluarga akan menyiapkan perlengkapan new normal, seperti masker, handsanitizer, hingga vitamin. “Saya harap saling terbuka bagaimana kondisi terkininya. Komunikasi ini penting untuk diterapkannya PTM atau tidak. Jadi orang tua bisa menentukan sikap kalau semua saling terbuka,” tutur Dian. Berbeda hal dengan Dian. Orang tua siswa yang anaknya sekolah di SDN 5 Sukmajaya, Umar Ismail menegaskan bahwa tidak bersedia untuk melangsungkan PTM. Sebab dirinya mengetahui saat ini Depok menjadi peringkat pertama tertinggi se Jawa Barat kasus covid-19. “Kalau saya belum berkenan anak saya sekolah. Selama ini kami ajari dari rumah, berkonsultasi dengan wali kelasnya. Insha Allah ini yang terbaik untuk belajar dalam situasi ini,” katanya. Sementara itu Pengamat Pendidikan, Doni Koesuma memastikan bahwa PTM hanya efektif dan baik bila mempertimbangkan kondisi keamanan sebuah daerah, baik Kota maupun Kabupaten. Aman artinya zona hijau dan kuning, hal inipun harus dengan prokes ketat sesuai panduan terbaru Kemdikbud-ristek. “Kalau zona merah lebih baik tetap daring,” tegasnya saat dikonfirmasi. Menurutnya, jika PTM terlihat dipaksakan, tentunya penyebaran covid 19 pada kluster sekolah akan meningkat drastis, dan akan mengorbankan siswa serta guru. (rd/arn)   Jurnalis: Arnet Kelmanutu Editor: M. Agung HR

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X