Lebih Dekat dengan ASN Kota Depok, Sabilal Rusdi (2) RADARDEPOK.COM, Meski sudah memiliki penghasilan tetap, pria berusia 45 tahun ini tidak berhenti pada zona nyamannya. Disela-sela kesibukan, Rusdi selalu menyempatkan diri untuk memperkaya asupan ilmunya dengan membaca buku. Baginya, hidup seseorang perlu memiliki daya tahan dan kecerdasan. Laporan: Daffa Andarifka Syaifullah Semasa menduduki bangku kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta sekitar 1996. Sabilal Rusdi memang doyan membaca. Kegemarannya terhadap dunia literasi membuat wawasannya semakin terbuka. Ada empat tema buku yang disukainya. Yaitu Keluarga dan Agama, Motivasi, Kepemimpinan dan Teamwork, serta Pendidikan dan Sosial. Kebiasaan ini masih melekat dalam dirinya sampai sekarang. Ketika ditemui di kantornya, beberapa buku ditumpuk di atas lemari. Ada pula yang tersimpan di dalam kardus. Hasrat membacanya masih tidak terkalahkan meski digitalisasi terjadi di sekelilingnya. "Hobi membaca memang sudah lama, sejak kuliah di Gunadarma doyan baca. Karena di rumah saya banyak buku," terang Rusdi. Dia memang acapkali menuliskan beberapa artikel dengan tema yang ia sukai. Pada sebuah kesempatan di 2019, karyanya dipublikasikan dalam sebuah buku antologi berjudul "Orang Depok Menulis 2.0", bersama belasan penulis lainnya dari beragam profesi. Tak berpuas diri, ia malah ketagihan, terus membuat tulisan lain dalam buku antologi "Orang Depok Menulis 3.0". Temanya tentang Keluarga. Terkadang, muncul satu kendala yang paling menakutkan bagi para penulis, yakni Writing Block atau sebuah kondisi dimana penulis kehilangan kemampuan lantaran tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Untuk menyiasati hal itu, Rusdi melakukan refreshing sejenak sembari membaca berita atau tulisan orang lain. "Ketika mengalami itu, saya berhenti sejenak dan dilanjutkan besok. Refreshing sambil membaca bahan lain agar menjadi referensi tulisan saya berikutnya," ujarnya. Secara keseluruhan, ada enam karya hasil kontribusinya dalam buku antologi. Karya pertama, membahas Keluarga. Kedua, mengenai Puasa. Ketiga, Persoalan Sampah. Keempat, masalah Menghadapi Covid-19. Kelima, mengenai Meraih Mimpi, Terakhir adalah Kekuatan Air Terhadap Manusia. Rusdi memiliki pedoman dalam berkarya. Meneladani dan membaca Alquran serta hadits Rasulullah SAW. Di antaranya hadits "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”. Rusdi menilai, dengan memiliki karya, maka akan membawa manfaat bagi orang lain. "Hidup itu adalah sebuah perjalanan. Saya gak tahu sampai mana akhirnya ajal menjemput. Dan hidup itu berproses, Allah menciptakan indahnya setiap proses. Makanya saya ingin meninggalkan jejak dengan tulisan," ungkapnya. Baginya, menjadi seorang pejabat di dalam pemerintahan bukanlah sebuah alasan agar tetap berada di zona nyaman. Harus pintar melihat peluang yang ada, serta mengembangkan potensi diri. Dia mengibaratkan kehidupan seperti memanjat gunung. "Dalam teori Adversity Quotient, ada namanya daya tahan dalam kecerdasan. Karena orang cerdan dan pintar akan kalah dengan yang memiliki daya tahan. Lalu ada tiga tipe dalam Adversity. Pertama Quiter atau orang-orang yang akan berhenti sebelum mencoba. Kedua Campers (orang yang berhenti di tengah jalan). Dan terakhir Climber (orang-orang yang terus mendaki ketika melihat peluang)," katanya. Disamping menulis, ternyata Rusdi memiliki hobi lainnya seperti mendaki gunung dan merawat kucing (catlover).  (bersambung)   Jurnalis: Daffa Syaifullah Editor: M. Agung HR