Minggu, 21 Desember 2025

Penghasilan Sopir Angkot Menurun, Berharap Ada Bantuan Selama PPKM

- Jumat, 30 Juli 2021 | 15:03 WIB
RADARDEPOK.COM, DEPOK -- Bukan hanya menjerit, kondisi para sopir angkutan umum atau angkot di Kota Depok sudah “tiarap”, karena pendapatan perhari hanya Rp30 ribu hingga Rp35 ribu, selama berlangsungnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat hingga Level 4. Salah satu sopir Angkot 08 Jurusan Kampung Sawah - Raden Saleh, Rahmat Riyana mengaku, pada kondisi saat ini sering tidak membawa uang ketika pulang. Karena hanya dapat menutupi isi bensin, makan, dan setoran. "Itu pun setoran sekarang fleksibel, sedapatnya berapa dalam sehari, nanti tinggal bagi dua dengan pemilik mobil," ucap Rahmat kepada Radar Depok, (29/7). Rahmat menjelaskan, sebelum PPKM diterapkan, masyarakat atau penumpang telah beradaptasi, sehingga aktifitas angkot masih bisa menjanjikan karena pendapatan bersih sehari Rp120 ribu. Namun, ketika PPKM diberlakukan aktifitas angkot langsung 'tiarap'. "Drastis benar penurunannya mas. Kami paling banyak hanya tiga penumpang dalam satu rit, itu pun jaraknya dekat sekali. Paling tinggi satu hari dapat Rp30 ribu, kalau Rp50 ribu sudah jago benar. Itu pun untuk setoran Rp25.000, bensin Rp25.000, kami kosong," jelasnya. Dia membeberkan, penurunan terjadi karena dampak PPKM yang begitu ketat melakukan penyekatan, membatasi orang kerja masuk kantor, mengadakan pasar online, hingga anak pelajar yang melangsungkan belajar dari rumah alias online. "Jam ramai itu pagi dan sore. Orang berangkat kerja dan pulang kerja, bisa ibu-ibu ke pasar. Atau anak sekolah. Tapi sekarang semuanya terhenti," jelas Rahmat. Ia heran dengan pemerintah yang cukup lambat dalam menangani warga terdampak pandemi, terlebih sopir angkot yang juga menjadi warga Depok. Padahal menurutnya, di berbagai daerah sopir angkot telah menerima bantuan berupa sembako atau uang tunai. Namun, hanya di Kota Depok yang hingga perpanjangan PPKM ketiga kalinya belum ada informasi bantuan. "Kami kan punya jejaring, ada di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Jakarta. Teman semua telah terima bantuan dari pemerintah daerahnya masing-masing," paparnya. Harapan para sopir angkot tidak banyak, kata Rahmat, hanya minta diperhatikan dan dianggap ada. Sebab yang dirasakan para sopir selama ini, pemerintah kurang berperan bagi para sopir angkot. "Tolong diperhatikan saja deh. Para sopir angkot ini tolong diperhatikan," kata Rahmat. Sementara, Sekretaris Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Depok, M Hasyim menegaskan bahwa telah berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan Kota Depok soal keluhan para sopir angkot tersebut, dan akan ditindak lanjuti pihak terkait. "Sudah kami tindak lanjuti, karena kami paham betul dan kami merasakan, sehingga Organda telah menjembatani ke Dishub," terang Hasyim. Hasil dari laporan ke Dishub, kata Hasyim, telah menuju arah positif karena mendapat respon baik, dengan meminta seluruh data sopir angkot setiap jalur di Kota Depok. "Mereka sempat mau demo karena sudah tidak tahan. Tapi kami coba dialog dan akhirnya mereka mengerti. Hanya membentangkan spanduk bentuk sikap mereka atas ini," beber Hasyim. Menurutnya, kecemburuan sosial dengan sopir angkot daerah lain adalah hal wajar. Sebab para sopir selalu berkoordinasi melalui jejaring media sosial. Karena memang di daerah lain para sopir angkot telah menerima bantuan berupa sembako atau uang tunai. (rd/arn)   Jurnalis: Arnet Kelmanutu Editor: M. Agung HR

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X