RADARDEPOK.COM – Direktur Lembaga Bantuan Hukum Senapati Indonesia, Donny Sudrajat turut prihatin setelah melihat kondisi situs sejarah makam Keramat Sambi, yang di yakini sebagai salah satu penyebar agama Islam di Kota Depok.
“Kami prihatin setelah melihatnya karena kurang terawat dan lokasinya terancam tergusur oleh pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII),” kata Donny kepada Harian Radar Depok, belum lama ini.
Praktisi Hukum ini mengaku, bersama sejumlah keturunan keluarga Mpi Siun sudah melihat langsung makam bersejarah yang berlokasi di Jalan Juanda, Kecamatan Sukmajaya. Untuk itu, kuasa hukum Karuhun Mpi Siun ini mendesak agar Pemerintah Kota Depok memberikan perhatian serius terhadap makam Kramat tersebut dengan memugar dan merawatnya.
Menurut Donny, situs makam yang mengistirahatkan Raden Muhammad Yususf atau lebih dikenal Mpi Siun itu merupakan salah satu cagar budaya yang memiliki catatan sejarah yang dimiliki masyarakat di Kota Depok.
“Makam Mpi Siun harus segera dirawat, dijaga dan dilindungi. Jangan sampai nanti hanya tinggal sejarah saja. Makam Mpi Siun merupakan situs sejarah yang akan diwariskan kepada generasi mendatang,” tegasnya.
Senada, Tokoh pemuda setempat, Erry Irianto mengajak masyarakat menjaga dan merawat situs sejarah makam Kramat sambi.
“Ini adalah makam bersejarah. Kami selaku masyarakat di sini berkeinginan agar makam ini tidak digusur oleh UII. Karena makam ini merupakan makam kebanggaan masyarakat yang perlu dijaga dan dilestarikan,” kata Erry.
Berdasarkan cerita masyarakat setempat, Kota Depok ternyata memiliki seorang tokoh masyarakat yang konon dikenal sebagai tukang sunat yang juga merupakan salah satu penyebar agama Islam. Keturunannya memanggil dengan sebutan Mpi Siun dan kini, makam itu sedang diperjuangkan agar tak tergusur proyek pembangunan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
Untuk diketahui, situs makam Keramat Sambi terdapat ada tiga makam keramat didalamnya yakni Mpi Siun, pengawal Mpi Siun dan Istri terakhirnya.
Menurut cerita sejarahwan yang juga keturanannya menjelaskan, nama ‘Keramat Sambi’ berasal dari pohon Sambi yang tumbuh disekitar makam yang kemudian warga setempat mengaitkannya dengan kata keramat sehingga nama tersebut muncul secara alamiah. (arn/rd)
Jurnalis : Arnet Kelmanutu
Editor : Fahmi Akbar
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Terkini
Minggu, 21 Desember 2025 | 20:01 WIB
Minggu, 21 Desember 2025 | 12:43 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 06:30 WIB
Sabtu, 20 Desember 2025 | 05:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 23:41 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 15:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:20 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 08:05 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:30 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 07:15 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 06:35 WIB
Jumat, 19 Desember 2025 | 05:35 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:55 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 22:11 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:45 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 20:36 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 19:38 WIB
Kamis, 18 Desember 2025 | 14:15 WIB